Daerah

Patroli Hutan dan Konservasi Gajah di TWA Buluh Cina, Perkuat Sinergi Penegakan Hukum Lingkungan

6
×

Patroli Hutan dan Konservasi Gajah di TWA Buluh Cina, Perkuat Sinergi Penegakan Hukum Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Kapolda Riau,Saat meninjau langsung kondisi hutan sekaligus mengunjungi area konservasi gajah yang menjadi daya tarik. (G45/humas).

Pekanbaru | Garda45.com – Upaya menjaga kawasan konservasi di Provinsi Riau terus dilakukan melalui patroli bersama lintas instansi. Kamis (6/11/2025), jajaran Polda Riau bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau melaksanakan patroli hutan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Buluh Cina, Kabupaten Kampar.

Dalam kegiatan tersebut, jajaran kepolisian meninjau langsung kondisi hutan sekaligus mengunjungi area konservasi gajah yang menjadi daya tarik utama di kawasan itu. Patroli ini juga menjadi bagian dari penguatan sinergitas penegakan hukum terhadap praktik perambahan hutan, perburuan satwa liar, serta aktivitas ilegal lainnya di wilayah konservasi.

Patroli turut dihadiri Kepala BBKSDA Riau Supartono, personel Bhabinkamtibmas, serta petugas konservasi gajah. Di sela kegiatan, rombongan menyempatkan diri untuk berinteraksi dengan seekor anak gajah bernama Dona, berusia satu tahun, yang merupakan anak dari induk betina Ngatini dan pejantan Robin.

Selain patroli, rombongan juga meninjau potensi wisata alam yang dimiliki kawasan TWA Buluh Cina. Area konservasi ini dikenal sebagai pusat pelestarian gajah Sumatera, sekaligus destinasi eko-eduwisata yang menawarkan pengalaman edukatif bagi pengunjung.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertepatan dengan patroli rutin yang dilakukan pihaknya.

“Kebetulan saat itu patroli kehutanan sedang berlangsung. Rombongan juga berkesempatan melihat potensi wisata di TWA Buluh Cina dan berinteraksi dengan tiga gajah jinak kami. Mereka sangat senang melihat kondisi gajah di sini,” ujarnya.

Supartono menambahkan, BBKSDA berencana mengembangkan kawasan TWA Buluh Cina sebagai tujuan wisata alam unggulan di Riau. Selain wisata edukasi gajah, akan ada konsep wisata peluk pohon (tree hugging) yang kini banyak diminati masyarakat sebagai bentuk relaksasi dan pendekatan dengan alam.

Ia mengakui, kawasan konservasi tetap menghadapi ancaman dari aktivitas perambahan maupun pembukaan lahan baru.

“Setiap kawasan pasti ada gangguan. Di ujung kawasan ini, misalnya, terdapat area yang sudah dibuka menjadi kebun sawit. Itu dulunya lahan masyarakat yang kemudian diserahkan kepada pemerintah,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *