Peristiwa

Mafia Solar Subsidi Diduga Beraksi di SPBU 13.283.615 Sekijang Pelalawan, Truk dan Kayu Balok Bolak-Balik Mengisi BBM

50
×

Mafia Solar Subsidi Diduga Beraksi di SPBU 13.283.615 Sekijang Pelalawan, Truk dan Kayu Balok Bolak-Balik Mengisi BBM

Sebarkan artikel ini
Truk dan mobil bermuatan kayu tampak mengantre untuk mengisi BBM subsidi di SPBU Nomor 13.283.615. (G45/Edwar).

PELALAWAN | Garda45.com – SPBU Nomor 13.283.615 yang berada di Sekijang, Kecamatan Bandar Sei Kijang, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, diduga kuat melayani para pelangsir dan mafia BBM bersubsidi jenis Biosolar.

Diduga praktik tersebut dilakukan dengan melibatkan truk angkutan kayu balok dan truk besar lainnya yang keluar masuk SPBU pada berbagai waktu.

Pada Selasa (18/11/2025) pagi, media ini melihat langsung aktivitas sejumlah mobil kayu balok dan truk besar yang mengantre untuk mengisi BBM jenis Solar dalam jumlah besar yang tidak sesuai dengan peruntukan BBM subsidi, mengingat jenis kendaraan tersebut bukan kategori penerima manfaat. Kendaraan-kendaraan tersebut terlihat bolak-balik ke area pengisian, diduga untuk melangsir Solar subsidi.

Tidak hanya pada pagi hari, pengecekan kembali dilakukan pukul 16.00 WIB. Kondisinya bahkan lebih padat. Antrean truk dan mobil kayu balok semakin ramai dan memenuhi area SPBU. Aktivitas ini disebut warga sudah berlangsung setiap hari.

Ketika media mencoba meminta keterangan kepada salah satu sopir truk yang mengantre, tidak ada satu pun yang bersedia memberikan penjelasan.

Upaya konfirmasi juga dilakukan kepada operator SPBU, namun ditolak.

“Maaf bang, kami sedang kerja,” jawab salah satu operator singkat.

Karena padatnya antrean kendaraan besar, media tidak dapat melanjutkan dialog lebih jauh dengan pihak pengelola SPBU.

Seorang warga yang tinggal tidak jauh dari SPBU menyatakan bahwa antrean mobil kayu balok dan truk untuk mengisi Solar subsidi memang selalu terjadi setiap hari.

“Setiap hari pak penuh itu SPBU. Antrean mobil truk dan mobil kayu balok terus ada,” ujarnya

Akibatnya, masyarakat sering kesulitan mendapatkan Solar dan Pertalite karena jalur pengisian didominasi kendaraan besar.

“Kami susah dapat minyak. Pertalite dan solar subsidi sering habis karena dipenuhi mobil kayu balok. BBM subsidi itu untuk masyarakat kecil, bukan untuk kendaraan industri,” jelasnya.

Hal serupa disampaikan seorang sopir yang hendak mengisi BBM di SPBU tersebut. Ia menyebut warga yang membutuhkan Solar dan Pertalite untuk keperluan sehari-hari sangat dirugikan karena antrean mobil angkutan besar membuat masyarakat kesulitan mendapatkan BBM.

“Masyarakat dirugikan. Kami sulit mendapatkan minyak, baik Pertalite maupun Solar subsidi. Mereka lebih mengutamakan mobil bermuatan kayu balok itu setiap hari,” ujar Ucok.

Ia menilai praktik tersebut merupakan bentuk penyalahgunaan BBM bersubsidi.

“BBM subsidi itu untuk masyarakat bawah, bukan untuk perusahaan besar atau mobil angkutan kayu balok,” tutupnya.

Hingga berita ini diterbitkan, media telah berupaya mencari Manajer SPBU tersebut untuk dimintai konfirmasi, namun belum memperoleh hasil. Nomor kontak manajer juga belum berhasil diperoleh di lokasi. Meski begitu, upaya konfirmasi masih terus dilakukan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *