INHIL | Garda45.com – Buaya berukuran besar yang ditangkap warga di Desa Sungai Undan, Kecamatan Reteh, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) beberapa waktu lalu, saat ini masih menjalani perawatan intensif. Luka lecet pada kedua tangan dan kaki akibat ikatan tali yang terlalu kencang saat penangkapan menyebabkan infeksi yang cukup parah pada hewan reptil tersebut. Buaya dengan panjang 5,7 meter dan berat 585 kilogram ini menjadi perhatian serius Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Inhil.
“Tangan dan kakinya lecet-lecet, namun yang paling parah adalah bagian kanan kakinya. Luka tersebut menyebabkan infeksi,” ujar Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kabupaten Inhil, Junaidi, Rabu (19/11/2025).
Untuk perawatan, petugas Damkar dan Penyelamatan Inhil menaburkan obat serbuk antibiotik pada luka-luka buaya. Pemberian obat ini dilakukan tak lama setelah buaya dievakuasi ke tempat penangkaran sementara di kawasan Dinas Damkar dan Penyelamatan Inhil di Jalan SKB Kota Tembilahan pada Ahad (2/11/2025) lalu. Selain itu, petugas juga memberikan infus khusus dan mencampurkan obat antibiotik ke badan buaya.
Dinas Damkar dan Penyelamatan Inhil telah berkonsultasi dengan dokter hewan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau untuk pengobatan buaya ini.
“Hari kedua setelah dievakuasi, kita mulai berikan obat. Hari ini sudah mulai bergerak di kandang. Kalau kemarin tampak lemah, mungkin karena luka di tangan dan kaki itu,” jelas Junaidi.
Setelah dievakuasi tiga pekan lalu dari Desa Sungai Undan, buaya yang diperkirakan sebagai salah satu yang terbesar yang pernah ditangkap di Indonesia ini, hingga kini belum menunjukkan nafsu makan.
“Petugas sudah memasukkan ayam hidup ke kandang, tapi tetap tidak dimakan,” ungkap Junaidi.
Saat ditanya mengenai kapan buaya jumbo tersebut akan dilepas kembali ke habitatnya di Sungai Bela, Kecamatan Kuala Indragiri, Inhil, Junaidi belum dapat memberikan kepastian.
“Sampai saat ini belum ada rencana untuk itu,” pungkasnya.











