Jakarta | Garda45.com – Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, meninjau lokasi bencana tanah longsor di Desa Cibeunying, Cilacap, pada Selasa (18/11/2025). Bencana ini menyebabkan tujuh orang masih dalam pencarian dan kunjungan ini merupakan respons cepat pemerintah dalam mendukung pencarian korban, penanganan darurat, serta langkah mitigasi jangka panjang.
Dody mengungkapkan, langkah mitigasi jangka panjang menjadi perhatian utama setelah pencarian korban selesai. Berdasarkan temuan, kondisi topografi di lokasi menunjukkan adanya cekungan alam di atas lereng yang menampung aliran air hujan.
“Pemerintah mengerahkan 24 unit alat berat dari berbagai instansi pendukung. Fokus hari ini adalah pencarian tujuh korban yang belum ditemukan,” kata Dody dalam keterangan persnya, Rabu (19/11/2025).
Menurutnya, cekungan alam di atas lereng menjadi penyebab melemahnya struktur tanah sebelum longsor terjadi. Dody menjelaskan, air yang tertampung di cekungan tersebut merembes dan memicu pergerakan tanah.
“Ke depan, tugas kita adalah memastikan cekungan itu tidak lagi menahan air. Tidak harus kering 100 persen, tapi minimal air selalu teralirkan sehingga tidak memicu longsor baru,” ucap Dody.
Kementerian PU bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan mengkaji kebutuhan sistem drainase untuk mengalirkan air dari cekungan. Air tersebut akan dialirkan ke sungai terdekat, sehingga rekayasa teknis ini dapat mengurangi risiko longsor lanjutan.
“Kami mendukung rencana relokasi warga terdampak sesuai hasil kajian dari Badan Geologi dan tim ITB. Pemerintah Daerah telah menyiapkan lahan 3,9 hektare sebagai lokasi hunian baru masyarakat,” ujar Dody.
Sementara itu, Kepala Pusat Data BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa tim pencarian dan pertolongan gabungan terus bekerja. “Dari total penemuan korban, tim pencarian dan pertolongan gabungan kini fokus terhadap lima orang yang masih dinyatakan hilang,” kata Abdul.
Ia menyebutkan, operasi SAR sempat dihentikan akibat kondisi cuaca dan risiko tanah bergerak di lapangan. Menurutnya, kebutuhan pengungsi dan pemantauan risiko susulan menjadi prioritas dalam penanganan lanjutan.
Sebelumnya, tim gabungan telah menyelamatkan 23 orang, yang mana 11 di antaranya mengalami luka-luka. Selain itu, 58 orang mendapat perawatan jalan dan 3 orang dirawat inap akibat sakit di pengungsian.
Muhari juga menyebutkan, selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerugian material. Ia mencatat 16 rumah hilang atau roboh, 25 rumah dalam kondisi terancam, dan 1 hektare lahan pertanian terdampak.
Selain itu, dampak sosial mencakup 17 kepala keluarga dengan total 46 jiwa terdampak langsung. Serta sebanyak 383 warga juga telah mengungsi di tiga titik fasilitas umum atau rumah saudara sejak kejadian berlangsung.











