KAMPAR | Garda45.com – Aula sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kampa siang itu tampak berbeda. Para tokoh agama, pengurus LPTQ, hingga para pengajar TPA dan TPQ berkumpul membawa satu tujuan: menghidupkan kembali gerakan literasi Al-Qur’an di tengah masyarakat.
Di hadapan mereka, Ketua Harian LPTQ Kabupaten Kampar, Dr. H. Erman Gani, MA, menyampaikan ajakan yang menggugah. Baginya, pembinaan ini bukan seremonial, melainkan langkah nyata membebaskan masyarakat dari buta baca Al-Qur’an.
“Ini tidak bisa dilakukan sendirian. Kita butuh LPTQ kecamatan untuk hidup, terbentuk, dan memiliki kegiatan. Tujuannya jelas: menggerakkan masyarakat agar bebas buta baca Al-Qur’an,” tegas Erman.
Pembinaan yang digelar Selasa (25/11/2025) ini menjadi rangkaian kegiatan intensif yang sebelumnya telah menyentuh Kecamatan Kuok, Koto Kampar Hulu, hingga Kecamatan Kampar. Agenda serupa akan bergerak ke seluruh 21 kecamatan, sebagai langkah menuju target besar bebas buta baca Al-Qur’an pada tahun 2030.
Dalam penjelasannya, Erman mengangkat sebuah perumpamaan sederhana namun kuat makna: kertas kosong dan kertas bertuliskan ayat suci.
“Kertas saja bisa menjadi mulia, apalagi manusia. Seseorang akan mulia seiring ia memuliakan Al-Qur’an,” ujarnya.
Selain pembinaan, ia menekankan perlunya pendataan TPA dan TPQ per kecamatan. Data tersebut menjadi fondasi bagi LPTQ Kabupaten dalam menyusun program yang benar-benar tepat sasaran.
Sementara itu, Kepala KUA Kampa, Riki Setiawan, S.HI., M.Sy, melalui Penghulu Kampar Timur, H. A.N. Khofify, S.Ag, menyampaikan apresiasi mendalam. Ia menilai kehadiran LPTQ Kabupaten membawa angin segar bagi kebangkitan kegiatan keagamaan.
“Alhamdulillah, ini terobosan luar biasa. Sudah bertahun-tahun tidak ada kegiatan seperti ini. Kehadiran LPTQ Kabupaten menjadi momentum membangkitkan kembali LPTQ kecamatan dan tentu memberi manfaat besar bagi masyarakat,” ujarnya.
Khofify juga menegaskan pentingnya data sebagai dasar kebijakan. Ia memastikan pihak kecamatan siap bergerak, namun membutuhkan surat resmi dari LPTQ Kabupaten sebagai dasar pelaksanaan.
Pembinaan LPTQ di Kampa menghadirkan suasana yang menguatkan semangat. Para guru mengaji pulang dengan rencana baru, para pengurus kecamatan mulai menyusun langkah pembenahan organisasi. Gerakan ini menjadi percikan yang kembali menyalakan bara semangat Al-Qur’an di tengah masyarakat.
Pelan namun pasti, LPTQ Kampar ingin memastikan setiap kecamatan tidak hanya memiliki struktur, tetapi juga nyawa: kegiatan, pembinaan, dan gerakan literasi yang hidup.,











