Ekonomi

Ketahanan Ekonomi Teruji, Pendapatan Negara di Riau Tembus Rp20,58 Triliun

8
×

Ketahanan Ekonomi Teruji, Pendapatan Negara di Riau Tembus Rp20,58 Triliun

Sebarkan artikel ini
Kepala Kanwil DJPb Riau Heni Kartikawati menyampaikan paparan kinerja APBN di Pekanbaru.  (G45/fir) 

PEKANBARU | Garda45.com Pemerintah kembali membuktikan kemampuannya menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah gejolak global. Hal itu tercermin dari kinerja APBN Regional Riau hingga 31 Oktober 2025, yang mencatatkan pertumbuhan solid meski ketidakpastian ekonomi dunia terus meningkat.

Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Riau, Heni Kartikawati, menyebut bahwa sinergi pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor kunci dalam menjaga daya tahan ekonomi.

“Meski situasi global berfluktuasi, ekonomi Indonesia dan Riau tetap bergerak stabil dan menunjukkan ketahanan yang baik,” ujarnya pada Jumat (28/11/2025).

Gejolak ekonomi global seperti ancaman government shutdown di Amerika Serikat hingga tensi dagang AS–China masih menjadi risiko. Namun, kebijakan fiskal yang hati-hati dan terukur dinilai mampu menjaga perekonomian tetap berada di jalur aman.

Ekonomi Riau pada triwulan III 2025 tumbuh 4,59 persen (yoy), menandakan aktivitas industri dan perdagangan tetap stabil. Sementara Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Riau mencapai 76,31, berada di atas rata-rata nasional.

Pada aspek pendapatan negara, kinerjanya menjadi sorotan utama. Penerimaan APBN di Riau melejit hingga Rp20,58 triliun, atau naik 29,38 persen dari tahun sebelumnya.

Lompatan besar terjadi pada pos Bea Cukai yang tumbuh 349,31 persen, terutama kontribusi Bea Keluar dari ekspor CPO yang kembali menggeliat.

“Ini bukti bahwa kebijakan ekspor pemerintah memberikan dampak signifikan bagi penerimaan negara,” kata Heni.

Di tengah lonjakan pendapatan, pajak justru menurun akibat peningkatan restitusi PPN. Namun pemerintah menegaskan hal itu merupakan bentuk perlindungan atas hak wajib pajak.

Sementara itu, belanja pemerintah pusat menurun 20,13 persen. Heni menekankan, penurunan belanja bukan cerminan perlambatan, melainkan hasil efisiensi dan perencanaan yang lebih presisi.

Adapun Transfer ke Daerah (TKD) tetap terjaga dengan pertumbuhan 1,29 persen, didukung peningkatan Dana Bagi Hasil (DBH).

Kinerja fiskal yang disiplin juga tercermin dari defisit APBN Regional Riau yang hanya Rp5,4 triliun, lebih kecil dari target nasional.

“Ini menandakan pengelolaan fiskal kita semakin sehat, semakin disiplin,” tegasnya.

Pemerintah optimistis momentum positif ini terus berlanjut menuju tahun anggaran 2026, dengan fokus menjaga stabilitas harga, mendorong kemudahan dunia usaha, dan memperkuat ketahanan fiskal daerah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *