JAKARTA | Garda45.com – Pemerintah pusat meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman cuaca ekstrem yang masih berpotensi melanda wilayah Sumatera. Selain fokus pada percepatan penanganan korban bencana, operasi modifikasi cuaca (OMC) kini terus dilakukan untuk menekan curah hujan di daratan dan mencegah bencana susulan.
“Kita sudah mulai menerbangkan pesawat untuk operasi modifikasi cuaca. Langkah ini untuk mengurangi curah hujan di wilayah daratan dan mengarahkannya ke lautan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (28/11).
Ia menyampaikan bahwa Siklon Tropis Senyar yang menyebabkan hujan ekstrem beberapa hari terakhir di Sumatera telah melemah. Namun kewaspadaan tetap harus ditingkatkan karena kini muncul Siklon Tropis Koto di bagian utara Indonesia.
“Kita waspada karena ada Siklon Koto. Meski berada di utara, tetap berpotensi memengaruhi cuaca di Aceh dan Sumatera Utara. Kita berharap tidak masuk ke daratan Indonesia,” tegas Pratikno.
Siklon Koto diperkirakan dapat memicu hujan dengan intensitas sangat tinggi, disertai angin kencang, yang berisiko memicu banjir dan longsor. Pemerintah menekankan pentingnya kesiapsiagaan daerah dalam menghadapi perkembangan cuaca yang masih dinamis tersebut.
Sementara itu, Presiden RI Prabowo Subianto secara langsung menginstruksikan percepatan penanganan bencana di wilayah terdampak. Pagi tadi, empat pesawat diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, membawa logistik dalam skala besar menuju tiga provinsi di Sumatera.
“Sejak hari pertama bencana, Presiden sudah memerintahkan kami bergerak cepat. TNI, Polri, Pemda, semua unsur aktif memastikan kebutuhan dasar pengungsi terpenuhi,” ungkap Pratikno.
Ia menjelaskan bahwa tenda-tenda pengungsian telah didirikan dan distribusi bahan makanan serta kebutuhan harian terus diperkuat. Pemerintah juga menyiapkan dukungan kesehatan, termasuk penanganan trauma bagi warga terdampak.
Pratikno menegaskan bahwa operasi tanggap darurat tidak hanya berfokus pada bantuan kemanusiaan, tetapi juga mitigasi lanjutan agar risiko bencana susulan dapat diminimalkan.
“Keselamatan warga adalah prioritas utama,” tutupnya.











