PEKANBARU | Garda45.com – Aroma masalah kembali muncul dari sebuah klinik kecantikan di Kota Pekanbaru. Arauana Beauty Aesthetic Clinic, yang berlokasi di Jalan Tengku Bey, Simpang Tiga, Bukit Raya, kini jadi buah bibir lantaran keluhan keras dari seorang konsumen bernama RU. Ia merasa telah dirugikan dan diperlakukan tidak profesional oleh pemilik klinik berinisial JS. Rabu (10/12/25).
Kasus ini bermula ketika RU melakukan operasi facelift di klinik tersebut. Bukan hasil cantik yang ia dapat, justru wajahnya mengalami ketidakseimbangan yang membuatnya terpukul secara mental. Ia mengaku pipinya menjadi besar sebelah setelah tindakan dilakukan.
“Awalnya saya operasi facelift. Tapi hasilnya jauh dari harapan, pipi saya besar sebelah. Ini bukan mempercantik, tapi memperburuk. Saya kecewa berat,” ungkap RU.
Masalah tak berhenti di situ. Setelah facelift yang disebut gagal, RU kembali tertarik melakukan tindakan Rhinoplasty karena melihat promo yang ditawarkan JS. Ia pun menanyakan detailnya kepada pemilik klinik tersebut.
Dari penjelasan RU, JS meminta uang DP dengan alasan membeli produk yang dibutuhkan untuk operasi. RU pun menyerahkan uang tersebut. Namun, hanya beberapa hari menjelang jadwal operasi, JS kembali mendesak agar seluruh biaya dilunasi.
“Sekitar tiga hari sebelum operasi, dia minta pelunasan. Dia minta terus tiap malam lewat pesan agar uang segera diserahkan. Saya akhirnya bayar semuanya sampai total 12 juta rupiah,” jelas RU.
Namun yang terjadi setelah itu membuat RU semakin curiga. Meski pembayaran sudah penuh, operasi Rhinoplasty yang dijanjikan tak pernah dilakukan. Setiap kali ia menanyakan jadwal pasti, JS selalu memberi alasan baru.
“Dia janji terus. Sudah lebih dari satu bulan tapi tetap tak ada tindakan. Katanya barang belum datang, katanya lagi kondisi saya belum cocok. Terlalu banyak alasan,” kata RU.
RU bahkan menyebut bahwa produk atau alat operasi yang dijanjikan JS tak pernah ia lihat langsung di klinik. JS mengaku barang tersebut masih dalam perjalanan atau sedang berada di tempat lain.
“Saya merasa ditipu. Uang sudah habis tapi hasilnya tidak ada. Facelift rusak, Rhinoplasty tak juga dilakukan,” tegas RU.
Pada Selasa (9/11/2025), RU mendatangi klinik bersama wartawan media ini untuk meminta konfrimasi dan klarifikasi langsung dari JS. Dalam pertemuan itu, dihadapan wartawan media ini dan RU, JS mengakui bahwa hasil facelift memang harus diperbaiki dan ia siap bertanggung jawab.
“Iya, facelift akan saya perbaiki. Tapi harus tunggu tiga bulan dulu supaya jaringan sembuh. Setelah itu baru kita lakukan revisi,” jawab JS saat ditemui.
Ketika ditanya tentang alasan belum dilakukannya Rhinoplasty meski biaya telah lunas, JS kembali memberi penjelasan bahwa ada beberapa faktor penghambat.
“Bahan-bahannya baru sampai di Pekanbaru. Lalu tadi saya cek kondisi kesehatan RU, menurut saya belum bisa dilakukan operasi. Minggu depan datang lagi, kita cek dulu. Kalau sudah bagus kesehatannya, baru kita lakukan,” ucap JS.
Pernyataan tersebut langsung dibantah oleh RU yang hadir di lokasi. Ia merasa alasan JS berubah-ubah dan tak masuk akal.
“Itu semua alasan. Saya ingin uang saya kembali. Ini bukan kesalahan saya. Saya sudah bayar tapi tidak ada kejelasan,” kata RU tegas.
RU meminta pengembalian seluruh dana untuk Rhinoplasty yang sudah di ambil lebih awal JS sebesar Rp12 juta. Menurutnya, itu satu-satunya solusi agar masalah tidak melebar.
Setelah perdebatan cukup panjang, JS akhirnya menyampaikan kesediaannya untuk mengembalikan uang tersebut dalam waktu dua minggu. Ia beralasan harus menjual kembali obat dan bahan operasi yang sudah dipesannya.
“Nanti kita buat surat pembatalan. Saya jual dulu (promosi) obat ini. Kalau sudah laku, uang langsung saya kembalikan. Kalau dua minggu tidak laku, saya pakai uang pribadi,” janji JS di depan RU dan wartawan media ini.
Meski sudah ada kesepakatan, RU mengaku tetap waspada. Kejadian ini menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati memilih klinik kecantikan, terutama yang menawarkan promo besar namun tidak memiliki standar keamanan dan profesionalitas yang memadai.
Yang jelas, RU menegaskan bahwa ia tak akan tinggal diam bila dalam dua minggu ke depan tidak ada perkembangan. Ia siap menempuh jalur hukum bila haknya tak diselesaikan.
“Saya tunggu dua minggu. Kalau tak ada kabar, saya ambil langkah lain. Uang saya harus kembali,” tutup RU.
Ketua DPD Gabungan Wartawan Indonesia (GWI) Provinsi Riau, Bomen, ikut angkat suara setelah mendengar keluhan RU dan mendengar (rekaman) proses klarifikasi di klinik tersebut.
Ia menilai persoalan ini sudah tidak wajar karena menyangkut keselamatan pasien dan dugaan pengelolaan klinik yang tidak transparan.
Menurut Bomen, seorang pemilik klinik tidak bisa semaunya mengambil uang pasien lalu tindakan medis tidak dilakukan. Ia menegaskan bahwa hal seperti ini tidak boleh dibiarkan.
“Ini sudah terlalu jauh. Konsumen sudah bayar, tapi tindakan tak jelas. Kalau memang belum siap atau tidak punya fasilitas lengkap, jangan ambil uang orang. Ini menyangkut kepercayaan dan keselamatan pasien,” tegas Bomen.
Ia juga menyatakan bahwa GWI akan mengawal kasus ini sampai selesai. Bila dalam dua minggu janji pengembalian dana tidak direalisasikan, Bomen menegaskan pihaknya siap membantu konsumen membawa perkara ini ke jalur hukum.
“Kita tunggu waktu yang disepakati. Kalau masih juga tidak ada penyelesaian, kita dorong langkah hukum. Jangan sampai hal seperti ini terjadi kepada konsumen lain,” ujarnya.











