PEKANBARU | Garda45.com – Ancaman radikalisme di ruang siber semakin nyata dan seringkali menggunakan manipulasi bahasa untuk menjaring korban, Mahasiswa Farmasi melakukan bekerjasama dengan Panti Asuhan As-Salam mengambil langkah proaktif dengan membekali para anak melalui penguatan literasi bahasa digital, Jumat (12/12/2025).
Dunia digital bagaikan pedang bermata dua, bagi anak-anak di Panti Asuhan As-Salam, gawai bukan sekadar alat belajar, melainkan pintu menuju informasi tanpa batas.
Namun, tanpa kemampuan literasi yang mumpuni, mereka rentan terpapar narasi radikal yang kerap bertebaran di media sosial.
Dalam pelatihan ini, para peserta diajak membedah diksi dan struktur kalimat yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk memprovokasi massa.
Mereka diajarkan untuk tidak mudah tergiur oleh jargon-jargon yang memecah belah dan lebih mengedepankan tabayyun atau verifikasi informasi.
“Kami ingin anak-anak memiliki “filter” di pikiran mereka. Literasi bahasa digital bukan hanya soal mengeja, tapi memahami konteks. Jika bahasanya mengandung kebencian atau ajakan kekerasan, mereka harus berani menolak dan melaporkannya, “ujarnya.
”Dengan bahasa yang santun dan pemikiran yang kritis, diharapkan generasi muda dari Panti Asuhan As-Salam dapat menjadi agen perdamaian di dunia maya, sekaligus memutus mata rantai penyebaran ideologi radikal di tanah air, “tambahan Mahasiswa Farmasi.
Kegiatan sosialisasi merupakan implementasi dari Mata Kuliah Pancasila yang diampu oleh Dosen Rippi hamdani S.pd M.pd, serta mahasiswa yang terlibat kegiatan sosialisasi Zia Azzahra, Wardah ibanistaniyah, Hesti larasati, Andhini pramudina, Alifa marini putri, M Ryza Hawary, Ferdi Riansyah.
(Universitas Muhammadiyah Riau/Prodi Farmasi)









