JAKARTA, Garda45.com – Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar rapat koordinasi (rakor) evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ancol, Jakarta Utara, Senin (27/10/2025).
Rakor diikuti oleh Kepala Regional dan Koordinator Wilayah BGN dari 38 provinsi untuk membahas langkah-langkah perbaikan dan penguatan pelaksanaan program di lapangan.
Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menekan potensi masalah dalam pelaksanaan MBG serta memastikan seluruh standar operasional berjalan sesuai target.
“Kita ingin melakukan kegiatan yang meminimalisir kejadian menonjol, sehingga target zero kejadian bisa tercapai,” ujar Dadan.
Dalam evaluasi tersebut, BGN menyoroti beberapa hal penting. Pertama, penyesuaian jumlah penerima manfaat di tiap Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) agar distribusi bantuan lebih efektif.
Selain itu, setiap SPPG diwajibkan memiliki juru masak bersertifikat guna meningkatkan efisiensi dan keamanan proses penyajian makanan.
“Kita minta setiap SPPG memiliki juru masak bersertifikat karena cara kerja mereka lebih efisien dan cepat,” jelas Dadan.
BGN juga memperkuat sistem uji cepat (rapid test) terhadap bahan baku makanan untuk mencegah risiko keracunan. Dadan mencontohkan praktik di Jepang yang telah berlangsung selama satu abad.
“Pengalaman Jepang selama 100 tahun menunjukkan, 90 persen kejadian berasal dari bahan baku. Kita juga akan menguji hasil masakan sebelum dibagikan,” katanya.
Selain itu, BGN menstandarkan penggunaan alat sterilisasi food tray di seluruh SPPG serta memastikan kualitas air yang digunakan memenuhi standar kesehatan.
“Setiap SPPG harus memiliki alat sterilisasi food tray yang mampu mengeringkan dalam tiga menit dengan suhu 120 derajat agar lebih higienis,” ucap Dadan
“Air yang digunakan juga wajib bersertifikat, baik air kemasan maupun air isi ulang,” tambahnya.
Dadan menambahkan, rakor juga membahas percepatan pembangunan SPPG baru agar jumlahnya mencapai 25.400 unit hingga akhir Desember 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengejar target 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
“Hari ini kita kumpulkan semua pihak karena target itu harus tercapai. Kita berikan motivasi, semangat, sekaligus sosialisasi SOP terbaru yang akan segera diterapkan,” tutup Dadan
(Yul)
Apakah Anda ingin saya buatkan versi lebih tajam (gaya media nasional investigatif) atau tetap dengan gaya formal lembaga pemerintah seperti di atas?






Komentar