Daerah

Sempat Viral, Kades Batang Nilo Kecil Beberkan Fakta Soal Pembangunan dan Penggunaan Dana Desa

20
×

Sempat Viral, Kades Batang Nilo Kecil Beberkan Fakta Soal Pembangunan dan Penggunaan Dana Desa

Sebarkan artikel ini
Kades Batang Nilo Kecil, Rahnus (baju putih) saat memberikan klarifikasi Kepada Awak Media. (G45/Ed).

PELALAWAN | Garda45.com Kepala Desa Batang Nilo Kecil, Rahnus, memberikan klarifikasi lengkap terkait pemberitaan dugaan penyimpangan Dana Desa yang sempat viral beberapa hari terakhir. Klarifikasi ini disampaikannya setelah muncul pernyataan sebelumnya yang menyebut bahwa belum ada kegiatan Dana Desa tahun 2025 dan meminta agar wartawan tidak memberitakan pembangunan di desanya.

Pada Jumat (21/11/2025) di Pangkalan Kerinci, Rahnus kembali menemui sejumlah wartawan yang sebelumnya telah melakukan konfirmasi. Dalam kesempatan itu ia mengakui adanya kekeliruan komunikasi serta meminta maaf atas pernyataan pertamanya.

“Saya mohon maaf. Setelah pemberitaan itu saya sadar ada penyampaian yang tidak seharusnya. Tahun 2025 ini memang sudah ada pencairan Dana Desa, meskipun belum sepenuhnya, dan sudah ada beberapa kegiatan berjalan, seperti semenisasi jalan yang sedang dikerjakan, pembuatan sumur bor, penyaluran BLT, serta bantuan untuk anak yatim,” jelasnya.

Rahnus menegaskan bahwa saat memberikan keterangan sebelumnya, kondisi fisiknya sedang tidak sehat sehingga tidak fokus menjawab pertanyaan wartawan.

“Saya akui saya salah. Tidak ada niat untuk tidak terbuka. Kondisi saya waktu itu sedang kurang sehat dan drop, sehingga tidak bisa memberi keterangan secara utuh. Saya juga tidak seharusnya meminta rekan-rekan datang saat kondisi saya tidak baik. Itu yang memicu miskomunikasi dan akhirnya menimbulkan persepsi negatif,” ungkapnya.

Terkait kerusakan pada semenisasi yang ditemukan di lapangan, Rahnus menjelaskan bahwa faktor medan menjadi penyebab utama.

“Rekan-rekan sudah melihat langsung kondisinya. Lokasi yang dibangun itu bukan dataran rata, tetapi menurun dan menanjak dengan kemiringan cukup ekstrem. Pekerjaan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat desa, sehingga tantangannya juga lebih besar,” terangnya.

Ia juga menilai wajar jika ada kecurigaan masyarakat terkait realisasi Dana Desa, terutama karena tidak semua warga mengetahui secara detail kegiatan yang telah dilaksanakan perangkat desa.

“Jika ada yang ragu atau bertanya-tanya, kami terbuka. Masyarakat bisa langsung datang ke kantor desa agar tidak terjadi salah paham,” ujarnya.

Rahnus menutup klarifikasinya dengan menyebut bahwa kejadian ini menjadi pelajaran penting baginya dalam menjalankan tugas ke depan.

“Ini pengalaman berharga bagi saya. Jujur, saya belum terbiasa menghadapi konfirmasi media terkait hal-hal seperti ini,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *