Peristiwa

Kronologi Detik-Detik Kematian Laila, Gajah Muda PKG Sebanga

20
×

Kronologi Detik-Detik Kematian Laila, Gajah Muda PKG Sebanga

Sebarkan artikel ini
Proses nekropsi dilakukan tim dokter hewan BBKSDA Riau untuk mengungkap penyebab kematian Laila. (G45/fir).

PEKANBARU | Garda45.com – Balai Besar KSDA Riau mengirim sampel organ bayi gajah Sumatra bernama Laila ke laboratorium untuk memastikan penyebab kematiannya. Gajah betina berusia 1 tahun 6 bulan itu ditemukan mati pada Sabtu (22/11/2025) di Pusat Konservasi Gajah (PKG) Sebanga, Bengkalis.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, mengatakan bahwa tim medis langsung melakukan nekropsi untuk menelusuri perubahan pada organ penting dan mengirim beberapa sampel jaringan ke laboratorium.

“Untuk memastikan penyebab kematian, tim dokter hewan melakukan nekropsi. Beberapa organ kami kirim ke laboratorium untuk diuji,” jelasnya, Selasa (25/11).

Laila merupakan anak gajah hasil kelahiran alami dari induk Puja dan pejantan Sarma. Sejak lahir, ia menjadi salah satu gajah muda yang mendapatkan pemantauan intensif dari tim medis dan para mahout.

Menurut Supartono, tanda-tanda penurunan kondisi mulai terlihat pada 20 November. Laila tampak kurang aktif, meski nafsu makan dan minumnya masih normal. Tim medis segera dikerahkan untuk pemeriksaan.

Hasil pemeriksaan awal menunjukkan suhu tubuh Laila masih normal. Meski begitu, tim dokter hewan memberikan infus, obat-obatan, dan pemantauan ketat setiap dua jam.

Pada malam 21 November hingga pukul 22.00 WIB, Laila masih makan, minum, dan menyusu. Namun kondisi berubah cepat. Sekitar pukul 00.30 WIB, mahout mendengar jeritan pertama. Ketika dicek, Laila masih berdiri dan aktif. Setengah jam kemudian, jeritan kembali terdengar. Laila ditemukan terbaring, namun masih mampu bangkit setelah ditangani dan kembali menyusu.

“Kondisi kritis itu berlangsung sampai dini hari. Sekitar pukul 05.00 WIB Laila masih sempat bersuara. Namun pada pukul 05.30 WIB, dalam kondisi terbaring, Laila dinyatakan mati,” ungkap Supartono.

Untuk memastikan penyebab pasti, tim dokter hewan langsung melakukan nekropsi dan mengambil sampel organ vital untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil laboratorium baru akan diumumkan setelah proses analisis selesai.

“Ini prosedur standar agar kami mendapat kepastian penyebab kematian, sehingga langkah pencegahan dapat dilakukan ke depannya,” kata Supartono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *