PEKANBARU | Garda45.com – Harga bahan pangan di Kota Pekanbaru melonjak tajam pasca-bencana alam yang melanda Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Krisis pasokan yang terganggu dari dua wilayah pemasok utama itu memicu lonjakan harga yang memberatkan masyarakat.
Anggota Komisi II DPRD Kota Pekanbaru, Rizky Bagus Oka, menyampaikan kekhawatirannya bahwa kondisi ini dapat memicu gejolak ekonomi rumah tangga bila tidak segera ditangani pemerintah daerah.
“Musibah di Sumbar dan Sumut adalah duka bersama. Dan dampaknya langsung menghantam Pekanbaru karena pasokan kita sangat bergantung dari kedua daerah tersebut,” ujar Rizky, Jumat (28/11/2025).
Rizky menyebut kenaikan paling ekstrem terjadi pada cabai merah, yang sudah menembus Rp130 ribu/kg di sejumlah pasar tradisional. Kenaikan signifikan juga terjadi pada cabai hijau, cabai rawit, bawang merah, serta berbagai komoditas sayur.
“Kenaikan harga sampai Rp130 ribu untuk cabai merah ini harus segera direspons,” tegasnya.
Komisi II DPRD mendesak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mengambil langkah cepat berupa:
- Operasi pasar di titik-titik terdampak
- Intervensi harga komoditas kritis
- Pengawasan distribusi untuk cegah penimbunan
DPRD juga telah meminta laporan lengkap perihal kondisi stok pangan, jalur distribusi yang terganggu, serta daftar komoditas yang berpotensi langka dalam waktu dekat.
Menurut Rizky, Pekanbaru harus segera lepas dari ketergantungan tunggal pada Sumbar dan Sumut.
“Kita harus membuka jalur pasokan alternatif dari Jambi, Sumsel, Lampung, dan memperkuat kerja sama antardaerah,” ucapnya.
Di sisi lain, ia menegaskan perlunya percepatan penyelesaian Pasar Induk Pekanbaru sebagai solusi struktural jangka panjang. Fasilitas itu dituntut dapat berfungsi sebagai pusat distribusi utama untuk menjaga stok, efisiensi harga, serta manajemen pasokan.
“Kita butuh Pasar Induk yang benar-benar berfungsi. Dengan itu, kita bisa menjaga stabilitas harga dan tidak tergantung pada satu jalur distribusi saja,” katanya.
Rizky menutup dengan pentingnya pembangunan ketahanan pangan modern melalui buffer stock, urban farming, penguatan hortikultura lokal, dan digitalisasi informasi harga.
“Pekanbaru tidak boleh selalu terguncang setiap kali terjadi bencana di daerah pemasok,” pungkasnya.











