PEKANBARU | Garda45.com – Sebanyak 165 anak dari berbagai kecamatan di Kota Pekanbaru mengikuti khitan massal yang digelar di Rumah Dinas Wali Kota Pekanbaru, Minggu (21/12/25)
Rumah jabatan orang nomor satu di Pekanbaru itu mendadak berubah fungsi menjadi klinik terbuka, dipenuhi tenda medis, tenaga kesehatan, serta orang tua yang setia mendampingi anak-anak mereka.
Sejak pagi, satu per satu anak datang diantar orang tua. Wajah tegang bercampur penasaran terlihat jelas, sebagian berusaha menahan tangis, sebagian lain tampak berani meski sesekali menggenggam erat tangan ibunya. Suasana haru dan canda bercampur di halaman rumah dinas.
Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho hadir langsung menyaksikan jalannya kegiatan. Ia bahkan turun langsung menenangkan anak-anak yang tampak ketakutan. Dengan gaya santai, Agung sesekali melontarkan candaan untuk mencairkan suasana, membuat para orang tua tersenyum dan anak-anak perlahan lebih tenang.
“Ini bersama Forcintaku kita menggelar khitan massal di Rumah Dinas. Memang ada banyak darah mengalir di sini, tapi semua itu untuk kebaikan dan kesehatan anak-anak Pekanbaru,” ujar Agung, disambut tawa para ibu yang mengantar anaknya.
Proses khitan dilakukan oleh tenaga medis profesional dari sejumlah rumah sakit yang ikut berpartisipasi, di antaranya RS Awal Bros, RSD Madani, serta beberapa rumah sakit swasta lainnya. Seluruh tahapan dilakukan sesuai standar medis, dengan pengawasan ketat demi memastikan keamanan peserta.
Selain dukungan tenaga medis, kegiatan ini juga mendapat sokongan dari Bank Riau Kepri Syariah serta sejumlah pelaku UMKM yang ikut meramaikan acara. Stan makanan ringan dan minuman disiapkan untuk peserta dan keluarga yang menunggu giliran.
Bersama Ketua TP PKK Kota Pekanbaru, Hj Sulastri, Wali Kota berkeliling menyapa peserta, memberi semangat, bahkan bernegosiasi kecil dengan anak-anak yang masih takut.
Salah satu cara unik yang dilakukan Agung adalah menjanjikan top up game online bagi peserta tertentu agar berani naik ke meja khitan. Cara sederhana itu terbukti ampuh, anak yang semula menangis akhirnya tersenyum dan mau mengikuti proses.
Kegiatan khitan massal ini disambut antusias oleh para orang tua, terutama kalangan ibu. Mereka mengaku terbantu karena biaya khitan yang tidak murah, terlebih bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Salah seorang peserta, Marlina (36), tak kuasa menahan haru usai anaknya selesai dikhitan. Ia mengaku sudah lama ingin menyunatkan anaknya, namun terbentur biaya.
“Alhamdulillah, terima kasih Pak Wali. Anak saya ini yatim, ayahnya sudah meninggal. Sudah lama dia ingin disunat, tapi saya belum mampu. Dengan adanya kegiatan ini, akhirnya keinginan anak saya terwujud,” ucap Marlina.











