Nasional

Dua Pekan Listrik Padam, Media Center Jadi Tumpuan Komunikasi Warga Aceh

13
×

Dua Pekan Listrik Padam, Media Center Jadi Tumpuan Komunikasi Warga Aceh

Sebarkan artikel ini
Dua Pekan Listrik Padam, Media Center Jadi Tumpuan Komunikasi Warga Aceh
Petugas Diskominsa Aceh memanfaatkan fasilitas jaringan di Media Center saat listrik dan sinyal di permukiman warga padam pascabanjir, Jumat (26/12/25). (G45/ABS)

BANDA ACEH | Garda45.com – Pemadaman listrik dan terputusnya jaringan telekomunikasi hampir dua pekan pascabanjir besar akhir November 2025 menjadi ujian berat bagi warga Aceh. Di tengah lumpuhnya akses komunikasi, keberadaan Pusat Informasi dan Media Center Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) bersama Pemerintah Aceh menjadi penopang utama kelangsungan arus informasi dan koordinasi kebencanaan.

Pengelola Layanan Operasional Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian (Diskominsa) Provinsi Aceh, Cut Meyriska Harnita (37), mengungkapkan sejak hari pertama bencana, listrik dan sinyal di wilayah tempat tinggalnya di Banda Aceh padam total.

“Kurang lebih dua minggu lebih listrik dan sinyal mati total. Satu-satunya cara tetap berkomunikasi dengan keluarga sekaligus mendukung pekerjaan adalah bertahan di Media Center,” ujar Cut Meyriska, Jumat (26/12/2025).

Selama jaringan di kawasan permukiman tidak berfungsi, seluruh aktivitas komunikasi dan pengelolaan informasi dipusatkan di Media Center. Fasilitas jaringan dan Wi-Fi di lokasi tersebut menjadi satu-satunya akses untuk berkoordinasi dengan narasumber, mengikuti konferensi pers, hingga mengunggah informasi kebencanaan kepada publik.

“Kami dari pagi sampai malam berada di Media Center, karena hanya di sana jaringan bisa digunakan. Di rumah, komunikasi benar-benar terputus,” katanya.

Pemulihan jaringan berlangsung bertahap. Sebelum pasokan listrik pulih sepenuhnya, sinyal mulai muncul namun sangat lambat. Pengiriman pesan bahkan bisa tertunda hingga 15–20 menit. Kondisi baru kembali normal setelah suplai listrik stabil.

Situasi serupa dialami Ikhsan Nul Zikri (25), operator layanan operasional tim jaringan Diskominsa Aceh yang berdomisili di Aceh Besar. Menurutnya, tantangan terbesar selama bencana adalah menjaga daya perangkat di tengah pemadaman total.

“Antisipasinya sederhana tapi krusial, mengisi daya perangkat di kantor dan memanfaatkan jaringan yang masih aktif di Media Center,” ujar Ikhsan.

Ia bersama tim teknisi mendapat tugas khusus memastikan jaringan di Media Center tetap berfungsi. Dalam kondisi tertentu, mereka harus berpindah lokasi untuk mencari titik yang telah dialiri listrik demi menjaga konektivitas.

Memasuki pertengahan Desember 2025, pasokan listrik dan jaringan telekomunikasi di Banda Aceh dan sekitarnya berangsur normal. Warga tidak lagi harus berpindah tempat untuk mencari sinyal, dan aktivitas kerja dapat kembali dilakukan dari rumah maupun kantor.

“Sekarang sudah normal. Tidak perlu lagi cari-cari jaringan. Komunikasi lancar dan pekerjaan kembali seperti sebelum bencana,” tutur Cut Meyriska.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *