Bengkalis, Garda45.com – Kita sering memulai perjalanan dengan keyakinan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun, di balik setiap helm yang terpasang, dan setiap mesin yang dinyalakan, selalu ada risiko yang tak terlihat. Inilah yang menjadi alasan Polres Bengkalis bersama jajaran instansi terkait berkumpul dalam rapat persiapan Operasi Zebra Lancang Kuning 2025.
Rapat yang berlangsung di Aula Catur Prasetya Polres Bengkalis itu bukan sekadar pertemuan teknis antara instansi. Suasananya berubah menjadi ruang renungan kolektif ruang yang mengingatkan bahwa keselamatan di jalan adalah tentang menjaga kehidupan, bukan sekadar mengikuti aturan.
Pesan yang Membuat Ruangan Hening
Kapolres Bengkalis AKBP Budi Setiawan, melalui Kabagops Polres Bengkalis Kompol Nurman, membuka rapat dengan pendekatan yang tidak biasa. Ia tak langsung menampilkan data, melainkan menyentuh sisi paling manusiawi dari para peserta.
“Kita sering mengira pelanggaran itu kecil… sampai akhirnya ada keluarga yang kehilangan. Tugas kita hari ini adalah memastikan tidak ada kursi kosong di meja makan karena kecelakaan yang sebenarnya bisa dicegah,” ucap Kompol Nurman
Kalimat itu seketika mengubah suasana. Hening yang hadir bukan tanda tegang, melainkan bentuk kesadaran bahwa keselamatan adalah urusan kita semua.
“Operasi Zebra tahun 2024 mencatat 1.865 pelanggaran dan satu korban luka berat, mungkin tampak kecil, tetapi bagi para petugas yang hampir setiap hari melihat duka di jalanan, satu korban saja sudah terlalu banyak.
Karena itu, tujuh fokus pelanggaran kembali menjadi perhatian utama, menggunakan ponsel saat berkendara, pengendara di bawah umur, berboncengan lebih dari satu orang, tidak memakai helm SNI atau sabuk keselamatan,
Berkendara di bawah pengaruh alkohol, melawan arus, melebihi batas kecepatan. Pelanggaran yang sering dianggap “sepele” itulah yang kerap memicu tragedi besar.” tegas Kabagops Polres Bengkalis.
Mewakili Bupati Bengkalis, Staf Ahli Bupati Bidang SDM Johansyah Safri mengingatkan peserta dengan pesan yang sederhana namun sangat dekat dengan keseharian masyarakat.
“Ketika kita memakai helm, memeriksa kendaraan, atau sekadar menepi sebelum mengangkat telepon, kita sebenarnya sedang menjaga orang-orang yang menunggu kita di rumah. Aturan ini bukan untuk membatasi, tetapi memastikan kita pulang dengan selamat.”
Ia menegaskan bahwa keselamatan bukanlah momen seremonial tahunan.
“Kadang kita lupa bahwa perjalanan pulang adalah hadiah terbesar untuk keluarga,” tambahnya.
Rapat koordinasi ini akhirnya berkembang menjadi refleksi kolektif. Bahwa keselamatan bukan sekadar slogan, melainkan tanggung jawab yang melekat pada siapa pun yang berada di jalan raya. Setiap pengendara punya seseorang yang menunggu kepulangannya.
Pantauan Garda45.com, turut hadir dalam pertemuan tersebut: Kasdim 0303/Bengkalis Mayor Inf Suratno, Kasubsi Intelijen Kejari Bengkalis James Naibaho, Humas PN Bengkalis Mas Toha Wikuaji, Kasatlantas Polres Bengkalis AKP Vino Lestari, serta para pejabat utama Polres Bengkalis lainnya.**











