PEKANBARU, Garda45.com – Pelaku penganiayaan berat Chandra alias aguan tetap berkeliaran dan belum dilakukan penangkapan, Penasehat Hukum Korban, Dr Freddy Simanjuntak SH MH datangi Polresta Kota Pekanbaru, Jumat (16/6/23).
Pasalnya, pelaku penganiayaan, HS tak lain mantan istri korban (Chandra_red) telah ditetapkan jadi tersangka oleh pihak Polresta Pekanbaru dan laporan perkara tersebut telah P21.
Namun sangat disayangkan, kendati berkas perkara tersebut telah P21, pelaku (HS) belum dilakukan penangkapan oleh Polresta Kota Pekanbaru, justru pihak Polresta melakukan penangguhan penahanan terhadap Pelaku.
Penesehat hukum korban, Dr Freddy Simanjuntak, SH., MH, menjelaskan, peristiwa percobaan pembunuhan atas pasal 351 KUHP atau penganiayaan berat itu terjadi pada 13 maret 2023 lalu, di Perumahan de Casablanca, Kota Pekanbaru.
Usai peristiwa percobaan pembuhan atau penganiayaan berat tersebut, sore harinya, Klienya (Chandra_red) melaporkan pelaku HS tak lain mantan istri korban ke Polresta Pekanbaru. Sehingga HS ditetapkan jadi tersangka dan dilakukan penahanan.
Setelah dilakukan penahanan terhadap Pelaku, kurang lebih 10 hari, kemudian pihak Polresta Kota Pekanbaru melakukan penangguhan penahanan.
“Setelah kita kordinasi ke pihak penyidik Polresta Kota Pekanbaru, dikatakan bahwa perkara telah P21. Artinya, pihak penyidik polresta harus segera mengirimkan tersangka dan bukti berkas perkara ke tingkat penututan untuk dilakukan tahap berikutnya dan dilakukan persidangan di Pengadilan Negeri Kota Pekanbaru, “jelas Dr Freddy Simanjuntak, sebelum sesaat menjumpai pihak penyidik, Jumat (16/6/23), di Lobby Polresta.
Namun, lanjut Freddy, buktinya sampai hari ini dan pada taggal 11 juni kemarin pada waktu pelaku mau dihadirkan sebagai tahap dua (2) sebagaimana yang sudah di janjikan pada penyidik, ternyata pelaku sakit dengan dibuktikan surat keterangan sakit dari Pihak Rumah Sakit.
“Didalam surat sakit itu tercatat selama tiga (3) hari, berarti kalau 3 hari itu, hari Kamis kemarin itu seharusnya dia harus datang kesini dong sebagai warga negara Indonesia yang baik memberitahukan bahwa dia sudah sehat. Nyatanya, setelah 3 hari beliau tidak datang kesini bahkan informasipun kepada penyidik tidak ada, “benernya.
Oleh karena itu, piahaknya selaku penasehat hukum Korban mempertanyakan langkah-langkah atau sikap tegas yang dilakukan penyidik Polresta Pekanbaru terhadap pekanbaru. Ia khawatirkan pelaku bisa saja melarikan diri.
“Anehnya, kok pelaku ini dilakukan penangguhan penahanan. Maka, hari ini saya datang kesini untuk meminta kepihak penyidik Polresta Pekanbaru mengambil sikap tegas kepada pelaku dan segera tangkap pelakunya. Bisa saja nanti pelaku ini melarikan diri, dan tidak tertutup kemungkinan pelaku ini bisa saja melakukan perbuatan yang kita tidak inginkan diluar, “tegas Freddy.
Menurut informasi dari pihak penyidik, Kata Freddy, senin depan pelaku akan datang ke Polresta Pekanbaru. Kendati demikian, pihaknya mendesak Penyidik menangkap pelaku dan melakukan Penahanan.
“Informasi dari penyidik tadi pelaku ini senin datang kesini dan nantinya akan diserahkan ke Pihak Kejaksaan untuk tahap dua. Itu kita harus buktikan juga nanti apakah pelaku ini menghindar atau melarikan diri. Yang kita khawatirkan jika pelaku ini ditangguhkan penahanannya bisa saja melakukan kejahatan atau perbuatan yang sama diluar. yang kita sayangkan mengapa pihak polresta Pekanbaru melakukam penangguhan penahanan terhadap pelaku?, ini kan penganiayaan berat loh…Polresta harus bertanggungjawab, harus menangkap pelakunya demi hukum dan keadilan, “tegas Freddy mengakhiri press release di hadapan awak media usai melakukan pertemuan ke pihak penyidik Polresta Kota Pekanbaru.
Terpisah, Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Jefri Ronald Parulian Siagian SIK MH ketika dikonfirmasi Media ini terkait penangguhan penahanan terhadap pelaku penganiayaan tersebut. Namun, hingga terbit berita ini konfirmasi yang dilayangkan melalui Whatsapp nya belum dijawab. Hal yang sama juga saat media ini konfirmasi kepada Kasat Reskrim Kompol Andrie Setiawan, tidak ada jawaban hingga berita ini dimuat.
Reporter : KEND ZAI.
Komentar