JAKARTA | Garda45.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh bibit siklon 97S dan 98S. Meskipun peluang berkembangnya kecil, dampak dari bibit siklon ini signifikan terhadap potensi hujan dan angin kencang di berbagai wilayah.
Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa suhu muka laut yang hangat turut memperkuat pembentukan awan hujan.
“Dua bibit siklon ini memang berpotensi rendah berkembang tetapi tetap memicu cuaca ekstrem,” kata Guswanto dalam keterangannya yang dilansir Garda45.com dari laman BMKG, Minggu (16/11/2025).
Ia mengungkapkan bahwa wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Pulau Jawa akan terpengaruh dampak hujan lebat. Angin kencang dan gelombang tinggi juga berpotensi muncul pada beberapa perairan selatan Indonesia.
Guswanto menambahkan, aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO) juga meningkatkan pertumbuhan awan konvektif di sejumlah wilayah.
“Dampak siklon dapat memicu hujan deras hingga dua hari ke depan,” ucapnya.
Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, mengatakan kelembapan atmosfer mencapai 70 – 100 persen. Kondisi itu membuat awan hujan lebih mudah terbentuk dalam jumlah besar.
Andri menegaskan bahwa beberapa wilayah masuk kategori cuaca ekstrem hingga 16 November.
“Masyarakat harus mewaspadai hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi,” ujarnya.
BMKG meminta seluruh pihak untuk meningkatkan koordinasi mitigasi bencana hidrometeorologi. Kewaspadaan dini diperlukan agar risiko dampak cuaca ekstrem dapat ditekan selama periode rawan ini.











