TAPANULI UTARA | Garda45.com – Warga terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatra Utara kini menghadapi ancaman baru: minimnya asupan protein dan pangan bergizi. Sarden, kornet, ikan, serta sayur-mayur menjadi barang langka di lokasi terdampak, sementara distribusi logistik masih dikebut ke daerah yang terisolasi.
Direktur Pengelolaan Logistik dan Peralatan BNPB, Bambang Surya Putra menegaskan kebutuhan pangan bernutrisi saat ini menjadi prioritas utama dalam upaya penanganan darurat. Pihaknya menilai bantuan berbasis protein sangat dibutuhkan untuk menjaga stamina dan pemulihan kesehatan warga penyintas.
“Kami juga berharap adanya bantuan sayur-mayur yang selama ini disuplai dari daerah lain. Kapal di Sibolga dan Tapteng juga terus kita optimalkan,” ujar Bambang, Senin (8/12/2025).
Ia menyebut sebanyak 358 ton bantuan logistik telah masuk ke Sumatra Utara, terdiri atas 304 ton pangan dan 53 ton non-pangan, serta satu ton obat-obatan. Sementara stok cadangan 50 ton lainnya kini berada di Bandara Silangit dan siap didistribusikan ke wilayah terdampak.
BNPB memastikan suplai tambahan dari berbagai daerah terus berdatangan. Saat ini, tim tengah melakukan hitung cepat kebutuhan logistik untuk satu pekan ke depan agar tidak terjadi kekosongan pasokan di lapangan.
Situasi kemanusiaan semakin kritis seiring masih terputusnya akses menuju 13 kecamatan yang terdampak parah. Upaya pembukaan jalur darat terus dilakukan bersamaan dengan distribusi logistik melalui jalur udara dan perairan.
Sementara itu, jumlah korban meninggal dunia kembali bertambah. Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni melaporkan 330 jiwa telah ditemukan meninggal hingga Minggu (7/12/2025).
“Pusdalops PB mendata 330 jiwa meninggal. Mereka tersebar di 12 dari 18 kabupaten/kota yang terdampak,” ungkap Sri.
Dengan kondisi lapangan yang masih dinamis dan akses terputus di banyak titik, pemerintah daerah bersama BNPB menekankan pentingnya kolaborasi bantuan dari berbagai pihak, khususnya penyediaan bahan pangan bergizi agar penyintas tetap mendapatkan asupan memadai selama masa tanggap darurat.











