Peristiwa

Jasad ke-11 Ditemukan di Perairan Panipahan, Kondisi Tubuh Korban Menggenaskan

5
×

Jasad ke-11 Ditemukan di Perairan Panipahan, Kondisi Tubuh Korban Menggenaskan

Sebarkan artikel ini
Jasad ke-11 Ditemukan di Perairan Panipahan, Kondisi Tubuh Korban Menggenaskan
Petugas Polairud mengevakuasi jasad korban di dermaga Pelabuhan Panipahan, Rabu (10/12/2025). (G45/Polairud) 

RIAU | Garda45.comPerairan Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas (Palika), Rokan Hilir, kembali memunculkan tanda tanya besar. Rabu (10/12/2025) siang, seorang nelayan kembali menemukan jasad mengapung. Temuan ini menambah panjang daftar misteri kematian di wilayah tersebut, yang kini berjumlah 11 orang dalam waktu yang relatif berdekatan.

Rois (43), tekong yang sedang melaut bersama anak buah kapal, menjadi orang pertama yang melihat tanda-tanda mencurigakan di permukaan air. Salah satu ABK-nya, Arpan Sintong, mendapati sebuah tubuh manusia terapung tanpa gerak. Mereka segera memutar haluan dan mengevakuasi jasad itu ke atas boat.

Setibanya di darat, temuan tersebut dilaporkan ke Pos Polairud Panipahan. Petugas langsung mengamankan jasad dan membawanya ke dermaga pelabuhan penyeberangan Panipahan.

Kasatpolair Polres Rohil, AKP Charisma Fajar Angkasa Putra, membenarkan penemuan mayat tersebut. Ia menyebut kondisi tubuh korban sudah berada pada tahap kerusakan berat.

“Bagian kepala tinggal tengkorak, tangan hancur, kaki juga hancur, serta sejumlah bagian tubuh hilang,” kata Charisma.

Tim gabungan yang terdiri dari Polairud dan tenaga medis Puskesmas Panipahan melakukan pemeriksaan awal. Dari hasil pemeriksaan, korban dipastikan berjenis kelamin laki-laki, tinggi sekitar 160 sentimeter, dan saat ditemukan masih mengenakan kaos berwarna hitam.

Melihat kondisi tubuh dan situasi cuaca beberapa hari terakhir, polisi menduga korban merupakan nelayan yang tenggelam akibat angin kencang dan gelombang besar di perairan Selat Melaka. Musibah di tengah laut kerap menyulitkan proses evakuasi, dan korban bisa terbawa arus hingga berhari-hari sebelum akhirnya ditemukan.

“Diduga korban sudah beberapa hari berada di laut sehingga sulit dikenali karena kondisi jasad sudah rusak dan membusuk,” tambah Charisma.

Hingga kini, polisi masih berupaya mengidentifikasi korban, termasuk mencocokkan laporan nelayan hilang yang sebelumnya masuk ke pos jaga. Penyelidikan juga dilakukan untuk mencari pola dari rangkaian penemuan jasad dalam beberapa waktu terakhir, mengingat sudah ada 11 kasus serupa terjadi.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat pesisir, terutama para nelayan, tetap waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem yang sering melanda kawasan Selat Melaka. Cuaca buruk disebut sebagai salah satu faktor yang kerap memicu kecelakaan laut, terutama pada kapal berukuran kecil.

Sementara itu, jasad korban telah dibawa ke fasilitas kesehatan setempat untuk proses pendataan lanjutan. Otoritas menunggu adanya pihak keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga dan datang mengonfirmasi identitas korban.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *