PEKANBARU | Garda45.com – Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru memperketat kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi seiring meningkatnya curah hujan dan ancaman cuaca ekstrem. Langkah ini ditempuh dengan memperkuat sinergi bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Wali Kota Pekanbaru, Agung Nugroho, menegaskan bahwa rapat Forkopimda menjadi ruang konsolidasi lintas sektor untuk saling berbagi informasi sekaligus memetakan persoalan di lapangan.
“Kesimpulan rapat hari ini adalah meningkatkan sinergi, kolaborasi, dan saling memberi informasi terkait kendala-kendala yang ada di lapangan dalam menghadapi cuaca ekstrem,” ujar Agung usai memimpin rapat Forkopimda di Aula Mal Pelayanan Publik (MPP), Senin (15/12/25).
Rapat tersebut dihadiri Wakil Wali Kota Markarius Anwar, Penjabat Sekretaris Daerah Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, serta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis.
Agung mengungkapkan, berdasarkan laporan BMKG, intensitas hujan di Pekanbaru diperkirakan masih tinggi hingga awal 2026. Kondisi ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor jika tidak diantisipasi sejak dini.
Untuk itu, Pemko bersama Forkopimda mulai memetakan langkah-langkah antisipasi, termasuk pendataan peralatan kebencanaan serta kesiapan menghadapi kemungkinan pengungsian warga.
“Kita mulai mendata peralatan yang diperlukan apabila terjadi pengungsian, termasuk langkah antisipasi banjir dengan menggerakkan gotong royong bersama,” jelasnya.
Sementara itu, Pj Sekdako Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut menambahkan bahwa rapat Forkopimda sekaligus menindaklanjuti penetapan status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi yang berlaku sejak 3 Desember 2025 hingga 31 Januari 2026.
“Kita sedang berada dalam situasi siaga bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem. Karena itu, kembali ditegaskan pentingnya aksi nyata melalui Gerakan Pekanbaru Bersih,” ujarnya.
Menurut Ingot, gerakan tersebut membutuhkan dukungan seluruh elemen masyarakat agar potensi dan dampak bencana bisa ditekan semaksimal mungkin.
“Curah hujan sudah cukup tinggi. Harus ada aksi nyata dari semua pihak, dan Forkopimda menjadi motor penggeraknya,” pungkasnya.











