Politik

Genangan Terus Terjadi, DPRD Pekanbaru Nilai Pembersihan Drainase Masih Setengah Hati

19
×

Genangan Terus Terjadi, DPRD Pekanbaru Nilai Pembersihan Drainase Masih Setengah Hati

Sebarkan artikel ini
Genangan Terus Terjadi, DPRD Pekanbaru Nilai Pembersihan Drainase Masih Setengah Hati
Anggota DPRD Pekanbaru Robin Eduar meninjau langsung kondisi drainase di Jalan Kulim, Kecamatan Payung Sekali. (G45/fir) 

PEKANBARU | Garda45.com – Anggota DPRD Kota Pekanbaru dari Fraksi PDI Perjuangan, Robin Eduar, mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menghentikan pola pembersihan drainase yang bersifat seremonial dan tidak menyentuh akar persoalan. Ia menilai, banjir yang terus berulang terjadi karena saluran air tidak pernah dibersihkan secara menyeluruh hingga ke dasar.

Desakan itu disampaikan Robin Eduar usai meninjau langsung kegiatan pembersihan drainase di Jalan Kulim, Kecamatan Payung Sekaki, Selasa (16/12/2025) pagi.

Di lokasi, ia menemukan banyak saluran air yang tampak rapi di permukaan, namun sesungguhnya telah dangkal akibat timbunan sedimen.

Menurut Robin, pemangkasan rumput dan pembersihan permukaan tidak akan menyelesaikan persoalan banjir jika endapan lumpur dibiarkan menumpuk di dalam saluran. Kondisi tersebut membuat kapasitas drainase menyusut drastis dan tidak mampu menampung debit air hujan.

“Pembersihan jangan cuma kelihatan bersih di atas. Rumputnya dipotong, seolah-olah sudah bersih. Padahal yang paling penting itu sedimennya diangkat sampai dasar,” tegasnya.

Ia mengungkapkan, sebagian besar drainase di Pekanbaru saat ini sudah tertutup lumpur. Akibatnya, hujan dengan intensitas rendah sekalipun sudah cukup menimbulkan genangan di sejumlah ruas jalan dan kawasan permukiman.

Robin juga meminta Wali Kota Pekanbaru memberi instruksi tegas kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait agar pasukan kuning bekerja maksimal dan terukur, bukan sekadar menggugurkan kewajiban. Selain itu, ia menilai kehadiran pejabat di lapangan mutlak diperlukan agar persoalan tidak hanya dipantau dari balik meja.

“Kita minta pejabatnya turun langsung. Jangan hanya menerima laporan di kantor. Lihat sendiri kondisi drainase di lapangan, baru bisa ambil keputusan yang tepat,” katanya.

Ia mengingatkan, pembiaran terhadap persoalan drainase akan berdampak pada kerusakan infrastruktur lain. Perbaikan jalan yang menelan anggaran besar berpotensi sia-sia jika genangan air terus terjadi.

“Jalan yang baru diperbaiki akan kembali terendam dan rusak. Aspal itu tidak tahan dengan air. Kalau drainase tidak beres, perbaikan jalan hanya buang-buang anggaran,” ujarnya.

Untuk itu, Robin mendesak Pemko Pekanbaru segera memetakan titik-titik rawan banjir dan menjalankan langkah mitigasi secara serius dan berkelanjutan, bukan reaktif setelah banjir terjadi.

“Sekarang waktunya fokus pencegahan. Apalagi banyak daerah di Riau sudah masuk status siaga bencana. Jangan tunggu banjir besar baru bergerak,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *