JAKARTA | Garda45.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto meminta para kepala daerah di seluruh Indonesia untuk mengawal dan memastikan keberhasilan program strategis nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Program tersebut dinilai menjadi instrumen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, memperkuat tata kelola pemerintahan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program prioritas nasional yang dimaksud mencakup Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat (SR), dan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih. Menurut Bima, ketiga program tersebut merupakan langkah nyata pemerintah dalam membangun fondasi ekonomi dan sosial masyarakat dari tingkat paling bawah.
“Ini adalah babak baru pengelolaan pemerintahan, cara baru pengelolaan pemerintahan. Nanti, insyaallah kita akan menemukan keseimbangan,” ujar Bima saat memberikan arahan kepada 25 kepala daerah peserta Kursus Pemantapan Pimpinan Daerah (KPPD) Tahun 2025 di Ruang Purnomo, Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Jakarta, Rabu (5/11/2025).
Bima menekankan pentingnya kolaborasi antardaerah untuk mengoptimalkan dampak ekonomi dari pelaksanaan program-program nasional tersebut. Ia mencontohkan, daerah dapat saling mendukung dengan memasok bahan baku olahan untuk dapur MBG, sehingga terbentuk rantai pasok yang memperkuat ekonomi lokal.
“Kolaborasi ini penting agar perencanaan ke depan lebih menguntungkan semua pihak dan menciptakan keberlanjutan program,” ujarnya.
Selain mengawal program nasional, Bima juga mengingatkan kepala daerah agar memperkuat kerja sama dalam penanganan persoalan sampah, transportasi, dan kemacetan yang menjadi isu strategis di berbagai wilayah. Ia menilai, permasalahan tersebut membutuhkan solusi terpadu lintas daerah dan lintas sektor.
Karena itu, Bima menyambut baik pembentukan Dewan Aglomerasi yang nantinya akan ditunjuk langsung oleh Presiden Prabowo. Lembaga ini akan bertugas mengintegrasikan perencanaan pembangunan wilayah, termasuk pengelolaan sampah, transportasi, serta penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
“Nah, di situlah nanti perencanaan sampah, transportasi, dan RTRW akan disatukan,” tegasnya.
Ia optimistis, dengan adanya Dewan Aglomerasi, pembangunan wilayah akan semakin terarah dan mendorong pemerataan ekonomi antarwilayah. Bima mencontohkan, negara seperti Cina berhasil tumbuh pesat berkat penerapan konsep aglomerasi dalam pembangunan nasionalnya.
Di sisi lain, Bima mengajak kepala daerah untuk saling belajar dan meniru praktik terbaik dari daerah lain dalam mempercepat kemajuan wilayah. Ia menuturkan pengalamannya ketika menjabat Wali Kota Bogor, di mana ia banyak mengadopsi strategi pengelolaan sampah dari Wali Kota Surabaya kala itu, Tri Rismaharini, hingga Kota Bogor berhasil meraih Piala Adipura.
“Saya tidak malu mengakui, ketika di Bogor, saya menjiplak seribu persen program Ibu Risma dalam mengelola sampah,” katanya disambut tawa peserta.
Menurut Bima, semangat saling belajar dan berbagi pengalaman antar daerah merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional. Ia menegaskan, setiap kepala daerah harus mampu menjadi pemimpin yang adaptif, kreatif, dan berorientasi hasil.
“Bapak-Ibu ini ibarat konduktor di kotanya masing-masing. Memang sering kali ini soal jam terbang, tapi lama-lama akan tahu, irama mana yang harus dimatikan dan mana yang harus dibunyikan,” pungkasnya.











