PEKANBARU |Garda45.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui keberadaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak hanya menjamin akses makanan sehat bagi pelajar, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. SPPG Sukajadi di Kota Pekanbaru menjadi contoh nyata bagaimana dapur MBG mampu menciptakan lapangan kerja sekaligus menguatkan pelaku ekonomi lokal.
Ketua Yayasan Putra Riau SPPG Sukajadi, Dodi Sukma, menyampaikan bahwa dapur gizi yang berada di kawasan pemukiman warga tersebut menampung banyak tenaga kerja dari lingkungan sekitar.
“Adanya dapur MBG ini mempunyai multiplier effect besar. Mereka yang sebelumnya tidak punya pekerjaan, kini kita rekrut. Total ada 47 petugas dan mayoritas warga sekitar,” ujarnya, Jumat (5/12/2025).
Selain menyerap tenaga kerja, dapur MBG juga menjadi pusat penggerak rantai pasok pangan lokal. Bahan baku makanan didatangkan dari pelaku usaha daerah, mulai dari UMKM, pengepul ikan, hingga kelompok tani.
“Untuk bahan baku, semua kami serap dari penyuplai lokal,” sambung Dodi.
Efek perputaran ekonomi ini sangat terasa bagi pembudidaya ikan dan petani sayur. Permintaan yang stabil membuat mereka tidak lagi kesulitan menjual hasil panen.
“Misalnya pembudidaya ikan lele dulu sulit memasarkan hasil panennya. Sekarang pasarnya jelas,” tuturnya.
Dengan produksi makanan yang besar setiap hari, pemasok memperoleh keuntungan yang cepat. Dodi mengungkapkan bahwa dapurnya memasok sebanyak 3.199 porsi makanan bergizi per hari, sehingga kebutuhan bahan pokok tidak pernah terhenti.
Sementara itu, Kepala SPPG Korwil Pekanbaru, Helin Fauziah, menyebut SPPG Sukajadi merupakan salah satu dapur paling aktif karena melayani 19 sekolah. Program ini diyakini memberi ruang luas bagi UMKM berkembang.
“Ini baru satu dapur dari total 56 SPPG di Pekanbaru. Roda ekonomi terus berputar melalui program MBG,” jelas Helin.
Efek peningkatan omzet juga dirasakan pelaku usaha ritel kecil. Wahyu Agus Rianda, pemilik toko harian di Jalan Delima, mengaku pendapatannya melonjak signifikan sejak program MBG berjalan.
“Semenjak MBG, permintaan minyak goreng dan susu fresh milk naik drastis,” kata Wahyu.
Dalam sepekan, 17 karton minyak goreng dan sekitar 400 karton susu kemasan kecil dapat terjual dari tokonya. Ia menyebut kemitraan dengan dapur MBG memberi kepastian pasar sekaligus mempercepat perputaran modal.
“Kita tidak takut stok banyak lagi, karena pasti terserap,” tambahnya.
Wahyu berharap program makan bergizi gratis terus berlanjut secara konsisten karena manfaat ekonominya sangat dirasakan masyarakat kecil.
“Alhamdulillah, manfaatnya besar. Semoga berjalan setiap tahun,” pungkasnya.
Dengan kolaborasi yang kuat antara dapur MBG, pekerja lokal, dan UMKM, SPPG menjadi instrumen strategis Pemerintah Kota Pekanbaru dalam menekan angka pengangguran sekaligus menumbuhkan kemandirian ekonomi daerah berbasis pangan lokal.











