BEKASI | Garda45.com – Pasang air laut kembali menerjang wilayah pesisir utara Kabupaten Bekasi. Sejak 1 Desember 2025, banjir rob terus merendam Kecamatan Muaragembong dan mengganggu kehidupan warga di lima desa pesisir.
Camat Muaragembong, Sukarmawan, menyebut sedikitnya 14 ribu jiwa terdampak banjir yang ketinggian airnya berkisar 30 sentimeter hingga satu meter. Tidak hanya pemukiman, fasilitas umum hingga tambak warga turut terendam.
“Sebanyak 14.000 jiwa terdampak banjir berasal dari lima desa yaitu Pantai Mekar, Pantai Bahagia, Pantai Sederhana, Pantai Bakti, dan Pantai Harapan Jaya,” ujar Sukarmawan di lokasi, Sabtu (6/12/2025).
Menurutnya, ribuan hektare tambak yang menjadi sumber ekonomi utama warga ikut rusak. Akibatnya, potensi kerugian semakin membesar jika banjir berlangsung lebih lama.
“Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, PMI, BPBD, serta relawan. Namun belum seluruh warga menerima bantuan karena sebaran dampak cukup luas,” katanya.
Sukarmawan menegaskan perlunya percepatan pembangunan tembok raksasa (giant sea wall) sebagai penahan rob di pesisir Bekasi. Rencana itu sebelumnya sempat dibahas pemerintah pusat, namun tak kunjung terealisasi.
“Kami sangat berharap pembangunan giant sea wall segera diwujudkan. Jika tidak, banjir rob akan terus berulang dan masyarakat di sini selalu jadi korban pertama,” tegasnya.
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang turun langsung ke Muaragembong pada Jumat (5/12/2025). Ia meninjau kawasan terdampak sekaligus menyalurkan bantuan awal untuk warga.
“Kami memastikan sarana dan prasarana publik tetap dapat digunakan. Kondisi fasilitas kesehatan, pendidikan, hingga saluran air, termasuk Sungai Citarum, terus kami pantau agar tetap berfungsi,” kata Ade.
