Nasional

Banjir dan Longsor Sumut: Ratusan Korban Jiwa, Puluhan Ribu Warga Masih Mengungsi

14
×

Banjir dan Longsor Sumut: Ratusan Korban Jiwa, Puluhan Ribu Warga Masih Mengungsi

Sebarkan artikel ini
Banjir dan Longsor Sumut: Ratusan Korban Jiwa, Puluhan Ribu Warga Masih Mengungsi
Petugas gabungan menyalurkan bantuan logistik dari Posko Logistik Silangit ke wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera Utara menggunakan jalur udara, menyasar daerah dengan akses terbatas. (G45/BNPB) 

SILANGIT | Garda45.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis perkembangan terbaru penanganan banjir dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara. Berdasarkan data sementara, bencana tersebut mengakibatkan 343 orang meninggal dunia dan 98 orang masih dinyatakan hilang.

Selain korban jiwa, dampak bencana juga memaksa puluhan ribu warga mengungsi. BNPB mencatat sebanyak 53.523 jiwa saat ini berada di 87 titik pengungsian yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota terdampak.

Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi salah satu wilayah dengan konsentrasi pengungsian tertinggi. Di daerah ini terdapat 17 titik pengungsian di Kecamatan Tukka dan 21 titik di Kecamatan Sitahuis. Meski demikian, dinamika pengungsian terus berubah seiring pergerakan warga dan kondisi lapangan.

“Tapanuli Tengah mengalami penurunan jumlah pengungsi sebanyak 4.717 jiwa, sementara Kabupaten Langkat justru mengalami lonjakan signifikan hingga 12.275 jiwa,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D, saat dikonfirmasi Garda45.com, Sabtu (13/12/2025).

Seiring meningkatnya kebutuhan di lapangan, Posko Logistik Silangit pada hari yang sama menyalurkan 8.788 kilogram bantuan logistik melalui kombinasi jalur udara dan darat. Bantuan tersebut menjangkau wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, hingga Aceh.

Logistik yang dikirim meliputi beras, gula, air mineral, makanan siap saji, sandang, serta perangkat komunikasi untuk mendukung operasional di lapangan dan kebutuhan dasar pengungsi.

“Distribusi logistik terus kami percepat untuk menjawab kebutuhan mendesak masyarakat terdampak, terutama di wilayah yang aksesnya masih terbatas,” kata Abdul Muhari.

Dengan penyaluran terbaru tersebut, total bantuan logistik yang telah didistribusikan BNPB mencapai 7,296 ton. Rinciannya, sebanyak 0,736 ton dikirim melalui dua sortie udara dan 6,56 ton melalui lima sortie jalur darat. Bantuan pangan seperti mi instan, beras, dan biskuit menjadi komoditas utama, dengan fokus distribusi ke wilayah Tapanuli Tengah dan Barus.

Di sisi pemulihan infrastruktur, kondisi jaringan listrik di Sumatera Utara menunjukkan perkembangan positif. Tingkat pemulihan telah mencapai 97 persen, dengan Kota Sibolga kembali normal sepenuhnya. Namun demikian, percepatan perbaikan masih dibutuhkan di wilayah Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.

Untuk ketersediaan bahan bakar minyak, BNPB memastikan pasokan dalam kondisi aman. Meski begitu, sebagian wilayah Tapanuli Tengah dan Sibolga masih menghadapi keterbatasan pasokan gas elpiji dan air bersih.

Guna menekan risiko bencana susulan, pemerintah terus mengintensifkan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Hingga Jumat (12/12/2025), dua pesawat telah melaksanakan 25 sortie dengan total 21.200 kilogram bahan semai.

Dalam jangka menengah hingga panjang, BNPB bersama pemerintah daerah tengah menyusun dokumen pembangunan Hunian Sementara (Huntara) bagi warga terdampak di Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Langkat. Sementara itu, rencana relokasi 67 rumah di Desa Sape Tua, Kabupaten Humbang Hasundutan, masih menunggu penyelesaian status lahan.

Distribusi bantuan melalui jalur udara tetap diprioritaskan untuk wilayah terpencil seperti Barus di Tapanuli Tengah, Siantar Naipospos di Tapanuli Utara, dan Rembele di Bener Meriah, Aceh. Namun, sejumlah pengiriman terpaksa ditunda akibat cuaca buruk, termasuk bantuan gula, beras, serta perangkat komunikasi Starlink. Operasi udara mengandalkan HELI PK-USO dan HELI Bell MI-17 milik TNI Angkatan Darat.

Sementara itu, jalur darat masih menjadi tulang punggung distribusi logistik. Enam titik utama menerima bantuan, dengan Pinangsouri sebagai penerima terbesar sebanyak 2.748 kilogram, disusul Kodam I Bukit Barisan sebesar 1.414 kilogram, dan Kecamatan Barus sebanyak 1.294 kilogram. Bantuan yang dikirim meliputi sembako, kasur, selimut, obat-obatan, perangkat komunikasi, hingga unit Starlink.

Di sektor komunikasi, Kementerian Komunikasi dan Digital melaporkan sebanyak 743 BTS telah kembali beroperasi di wilayah terdampak. Tingkat pemulihan jaringan di Sumatera Utara mencapai 96,67 persen, Sumatera Barat 99,20 persen, sementara Aceh baru mencapai 33,01 persen akibat keterbatasan pasokan listrik.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, tanah longsor, dan cuaca ekstrem. Warga diminta menjauhi bantaran sungai dan lereng curam, mematuhi arahan petugas, serta memastikan informasi yang diterima berasal dari sumber resmi.

“Keselamatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama. Kami mengajak seluruh warga untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan segera melapor ke posko terdekat apabila membutuhkan bantuan,” tutup Abdul Muhari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *