Pelalawan, Garda45.com – Sebuah video viral di TikTok yang menampilkan peristiwa seorang supir mobil pick-up diberhentikan di Jl Lintas Timur, Pangkalan Kerinci-Sorek Satu, Kabupaten Pelalawan. Video yang diunggah oleh akun @chikachika570 tersebut menyebutkan bahwa aksi pemberhentian tersebut disertai tuduhan premanisme dan pungli.
Dalam wawancara pada Minggu (26/01/2025), SN menjelaskan bahwa mobil pick-up tersebut dihentikan karena dicurigai membawa barang ilegal.
“Sangat disayangkan, akun TikTok tersebut membuat narasi yang menyudutkan kami, seolah-olah kami bertindak seperti preman atau melakukan pungli. Padahal, kami hanya ingin memastikan muatan mobil itu,” jelas SN pada media ini.
Dalam video viral itu, caption berbunyi: “Hati-hati di Lintas Timur, sudah banyak sok preman, dan pungli, macam jagoan aja,”.
SN mengaku sangat menyayangkan narasi yang berkembang dari video tersebut karena dianggap tidak mencerminkan fakta di lapangan.
Menurut SN, peristiwa terjadi pada Senin malam (20/01/2025) ketika ia bersama lima rekannya dalam perjalanan dari Pangkalan Kerinci menuju Sorek Satu. Mereka menggunakan dua mobil, yaitu Avanza hitam dan Kijang. Di sekitar Kilometer 83 Desa Kemang, mereka mendapati sebuah mobil pick-up hitam yang mencurigakan karena melaju dengan kecepatan tinggi.
“Kami berusaha mendahului mobil tersebut, tetapi mobil itu terus mempercepat lajunya. Hal ini membuat kami curiga apakah mobil tersebut membawa barang ilegal, seperti BBM subsidi yang sering dilansir dari SPBU,” ujar SN.
Setelah mendekati SPBU Palas, SN dan rekannya mencoba menghentikan mobil pick-up tersebut untuk memeriksa muatan. Namun, supir pick-up malah turun dan merekam kejadian tersebut dengan nada marah.
Menurut SN, mereka hanya ingin memastikan apakah mobil tersebut membawa barang ilegal. Namun, respons supir pick-up dinilai berlebihan.
“Dia langsung mencak-mencak, mengatakan bahwa kami memberhentikannya secara paksa. Padahal, kami hanya bertanya apa muatan mobilnya. Dia kemudian merekam kami sambil marah-marah, menyebut bahwa kami seperti preman,” ungkap SN.
Rekan SN, TM dan JZ, sempat mencoba menghentikan rekaman karena lampu flash dari ponsel supir tersebut mengenai wajah mereka. SN juga mengaku telah menunjukkan kartu identitas sebagai wartawan untuk meredakan situasi, namun tidak dihiraukan oleh supir pick-up.
“Supir itu terus berkata, ‘Kalau ini bukan minyak, kalian siap dituntut? Ini paket SiCepat, bukan barang ilegal,’” ujar SN, menirukan omelan supir tersebut.
Beberapa hari setelah kejadian, video dari supir pick-up itu viral di media sosial. Hal ini berujung pada laporan polisi yang diajukan oleh supir tersebut. SN dan rekan-rekannya dipanggil oleh Polres Pelalawan untuk memberikan keterangan terkait tuduhan tindak pidana kekerasan.
SN membantah keras tuduhan tersebut. Ia menegaskan tidak ada kekerasan atau tindakan pungli seperti yang disampaikan di video.
“Tidak ada adu fisik antara kami dan supir pick-up. Tuduhan tersebut sangat tidak berdasar. Sebagai warga negara yang taat hukum, kami akan memenuhi panggilan polisi untuk memberikan keterangan,” kata SN.
SN juga menyayangkan tindakan akun TikTok @chikachika570 yang membuat narasi seolah-olah mereka melakukan premanisme. Ia meminta pemilik akun tersebut untuk lebih berhati-hati dalam menyebarkan informasi.
“Caption di video tersebut sangat tendensius dan bisa merugikan kami. Padahal, kami hanya ingin memastikan mobil tersebut tidak membawa barang ilegal,” tegasnya
Di akhir wawancara, SN berharap permasalahan ini bisa diselesaikan dengan baik dan adil. Ia juga meminta masyarakat untuk tidak langsung mempercayai informasi yang belum tentu benar.
“Kami hanya ingin memastikan bahwa tidak ada pelanggaran hukum di jalan tersebut. Sayangnya, tindakan kami malah disalahartikan,” tutup SN.
Komentar