PEKANBARU, Garda45.com – Hingga saat ini, upaya konfirmasi media terkait dugaan fitnah terhadap TL yang diduga dilakukan oleh oknum Humas RS Prima berinisial AD masih belum mendapat tanggapan. AD terkesan lebih memilih bungkam dan tidak menggubris konfirmasi yang telah berulang kali disampaikan oleh media ini.
Setelah pemberitaan dugaan fitnah tersebut diterbitkan pada 27 Juni 2025 lalu, media ini kembali mencoba menghubungi AD melalui pesan WhatsApp pada Rabu (2/7/2025) untuk meminta klarifikasi lebih lanjut. Namun, hingga Minggu (6/7/2025), tidak ada jawaban, bahkan pesan yang sudah dibaca pun diabaikan oleh AD.
Padahal, media hanya menjalankan tugas sesuai dengan Undang-Undang Pers dan Kode Etik Jurnalistik untuk memastikan pemberitaan yang berimbang dan akurat.
Sebelumnya, seorang warga Pekanbaru berinisial TL (Laia_red) meluapkan kemarahannya karena namanya disebut-sebut menerima uang duka sebesar Rp25 juta dari RS Prima. TL dengan tegas membantah telah menerima uang tersebut dan menyebut tudingan itu sebagai fitnah keji yang disebarkan oleh oknum Humas RS Prima berinisial AD bersama tiga orang lainnya yang mengaku sebagai perwakilan rumah sakit.
Kepada media ini, Jumat (27/6/2025) malam, TL menceritakan kronologi dugaan fitnah yang bermula dari percakapan WhatsApp antara AD dengan rekannya, Giawa, pada 16 Juni 2025 lalu.
Dalam pesan tersebut, AD menuliskan, “Kabar baik Pak. Uang dah kami kasi ke Pak Laia 25 jt ya pak.”
Pernyataan itu langsung dipertanyakan oleh Giawa yang ingin mengetahui kapan, di mana, dan dalam konteks apa uang tersebut diserahkan. AD hanya menjawab singkat dan mengklaim memiliki video sebagai bukti, namun hingga saat ini, video yang dimaksud tidak pernah diberikan.
“Ada pak, ada bukti video penyerahan pak. Saya minta dulu ya pak. Karena video sama tim,” tulis AD dalam pesannya kepada Giawa.
Merasa difitnah, TL pun menantang agar AD membuktikan ucapannya.
“Saya tidak pernah menerima uang itu. Di mana diserahkannya? Mana buktinya? Kalau memang ada video, silakan tunjukkan. Jangan asal tuduh. Ini fitnah terhadap saya dan saya siap mempertanggungjawabkan ucapan saya ini,” tegas TL.
Tak hanya itu, Masalah ini semakin melebar setelah diketahui bahwa tiga orang lainnya, berinisial SS, ST, dan seorang yang belum diketahui identitasnya, mendatangi rumah duka almarhum YS di Tenayan Raya, Pekanbaru, pada 19 Juni 2025. Ketiganya mengaku sebagai perwakilan RS Prima dan menanyakan soal pelayanan rumah sakit serta keterlibatan TL dalam mengurus kematian almarhum.
Mereka juga menyampaikan kepada istri almarhum bahwa uang duka sebesar Rp25 juta telah diserahkan kepada TL.
Namun, istri almarhum dengan tegas membantah bahwa mereka tidak pernah menerima uang tersebut dari TL.
Media ini kemudian melakukan konfirmasi kepada ST yang mengaku bahwa kedatangan mereka ke rumah duka atas perintah seseorang berinisial SK, yang diduga merupakan pembina RS Prima.
“Iya dek, bersama SS, kami rame-rame. Disuruh SK,” ujar ST, Jumat (27/6/2025) melalui sambungan telepon.
Namun, ketika ditanya lebih jauh, ST tiba-tiba menghentikan pembicaraan.
“Bentar dulu dek,” ucapnya lalu mematikan telepon dan tidak dapat dihubungi lagi.
Upaya konfirmasi juga dilakukan kepada SS melalui WhatsApp, namun SS tampak tidak serius menanggapi. Saat ditanya, SS hanya menjawab singkat, “Kenapa dek?” dan setelah dijelaskan, SS membalas, “Gitu ya?” tanpa memberikan klarifikasi apapun.
Sementara itu, AD yang menjadi sumber awal dugaan fitnah ini juga sempat dikonfirmasi media pada Sabtu (28/6/2025) melalui WhatsApp. Saat dikirimi tangkapan layar isi percakapannya dengan Giawa, AD justru berkilah.
“Pak, mohon maaf saya sedang libur,” balas AD singkat, tanpa memberikan jawaban substansi.
Hingga berita ini diterbitkan, baik AD, SS, maupun ST tidak memberikan klarifikasi lebih lanjut. Namun, Media ini akan terus melakukan upaya konfirmasi lebih lanjut dan mendalami dugaan fitnah ini demi mendapatkan kebenaran yang seimbang. (Red).
Komentar