PEKANBARU, Garda45.com – Dapur pelaksana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah terpencil diminta memperkuat sistem penyimpanan pangan dan memanfaatkan bahan makanan lokal agar program berjalan lancar serta berkelanjutan. Upaya ini dinilai penting untuk memastikan pasokan bahan makanan tetap terjaga, terutama saat terjadi keterlambatan distribusi akibat kondisi medan atau cuaca ekstrem.
Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Makan Bergizi Gratis (MBG) Provinsi Riau, Wiwik Suryani, menjelaskan bahwa dapur di wilayah terpencil harus memenuhi kriteria penyimpanan pangan yang memadai agar ketersediaan bahan makanan tidak terhambat.
“Di daerah terpencil, setiap dapur harus memiliki ruang penyimpanan yang mampu menampung berbagai komoditas. Dengan begitu, tidak terjadi kekurangan pangan,” ujar Wiwik di Kantor Gubernur Riau, Pekanbaru, Selasa (28/10/2025).
Ia menambahkan, perencanaan kebutuhan pangan yang matang menjadi kunci agar layanan MBG tetap tepat waktu dan merata bagi seluruh penerima manfaat. Pemerintah Provinsi Riau, kata Wiwik, juga terus membuka ruang komunikasi dan koordinasi dengan SPPG di daerah terpencil untuk memperkuat sistem logistik dan pengelolaan stok.
Selain memastikan ketersediaan bahan pangan, Wiwik menegaskan pentingnya pemberdayaan produk lokal dalam pelaksanaan program MBG. Menurutnya, dapur-dapur MBG tidak hanya berfungsi menyalurkan makanan bergizi, tetapi juga harus menjadi penggerak ekonomi masyarakat sekitar.
“Diharapkan dapur-dapur ini mampu menghidupkan kontribusi pangan lokal. Sayur, ikan, dan hasil pertanian khas daerah bisa menjadi bahan utama selama memenuhi standar gizi yang ditetapkan,” jelasnya.
Ia menuturkan, pelibatan masyarakat lokal dalam penyediaan bahan pangan akan memperkuat ketahanan pangan di tingkat daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha kecil, petani, dan nelayan.
“Tujuan kita bukan hanya memberi makan bergizi bagi anak-anak, tapi juga menumbuhkan ekonomi masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan lokal,” pungkas Wiwik.






Komentar