PEKANBARU, Garda45.com – Lahan gambut kembali menjadi pusat perhatian di Riau setelah api berkobar di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Kobaran api yang muncul di tengah musim panas ekstrem ini bukan hanya menimbulkan asap tebal, tapi juga ancaman serius bagi warga sekitar.
Tim gabungan dari Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, TNI, Polri, serta Masyarakat Peduli Api (MPA) terus berjibaku di lapangan. Upaya pemadaman telah memasuki hari kedua, di bawah terik matahari dan kondisi lahan yang sulit dijangkau.
Kebakaran terjadi di kawasan lahan gambut, di mana bara api tidak hanya membakar permukaan tanah, tetapi juga bersembunyi di kedalaman lapisan gambut. Kondisi ini membuat proses pemadaman semakin berat karena api bisa kembali menyala kapan saja.
“Kita berhadapan dengan bara di bawah tanah. Meski api permukaan padam, bara masih aktif di dalam gambut,” ujar Darmawan, Komandan Regu I Manggala Agni Daops Sumatera IV/Pekanbaru, Rabu (29/10/2025).
Investigasi awal di lapangan mengarah pada dugaan kuat bahwa kebakaran ini bukan murni akibat faktor alam. Dari hasil penelusuran petugas dan pihak desa, ditemukan tanda-tanda lahan yang baru dibersihkan serta sisa kayu tebangan yang terbakar sebagian.
“Dugaan sementara, ini pembukaan lahan baru yang dilakukan dengan cara membakar. Kami berharap kasus ini diproses secara hukum,” tegas Darmawan.
Luas area yang terbakar diperkirakan mencapai sekitar satu hektare. Pola pembakaran di lokasi memperkuat indikasi bahwa kebakaran ini dilakukan secara sengaja untuk membuka lahan cepat dengan biaya murah — praktik ilegal yang kerap terjadi di wilayah gambut.
Perjuangan di lokasi sempat berlangsung dramatis. Ketika petugas melakukan pendinginan, angin kencang membuat api melompat melewati tembok beton dan membakar semak belukar di sisi lain area.
“Tadi api sempat loncat dan membakar semak di luar tembok. Kami harus memanjat tembok untuk memadamkannya,” tutur Darmawan sambil menunjukkan lokasi kejadian.
Respons cepat tim gabungan berhasil menghentikan pergerakan api. Jalur api yang mengarah ke permukiman berhasil diputus, menyelamatkan rumah warga yang berjarak hanya sekitar 50 meter dari titik kebakaran.
Ketegangan sempat meningkat pada malam sebelumnya saat api mulai mendekati rumah penduduk. Petugas bekerja tanpa henti hingga larut malam untuk mengamankan jalur pemukiman dari ancaman api gambut.
“Api yang sempat mengarah ke rumah warga sudah berhasil kami cegah,” ungkapnya.
Salah satu kendala utama di lapangan adalah minimnya sumber air di lokasi. Tim gabungan terpaksa melakukan pengisian air dari titik terdekat menggunakan pompa portabel, sementara sebagian anggota terus memantau titik-titik panas menggunakan alat deteksi.
“Untuk memadamkan bara di dalam gambut butuh waktu lama dan air dalam jumlah besar. Kondisi tanah yang lembek juga menyulitkan pergerakan petugas,” tambah Darmawan.






Komentar