PEKANBARU | Garda45.com – Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menerima hasil survei dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI terkait rencana pembangunan ekosistem industri ayam ras di Bumi Lancang Kuning untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, menyampaikan bahwa dari survei tersebut, dua lokasi memenuhi syarat awal pembangunan, yakni lahan Pemerintah Kota Pekanbaru dan lahan PTPN IV di Kabupaten Indragiri Hulu. Sementara Kabupaten Kampar belum direkomendasikan karena beberapa persyaratan belum terpenuhi.
“Ini masih hasil survei awal, kita menunggu kepastian teknis dari kementerian untuk memulai pembangunan,” ujar Mimi, Senin (1/12).
Secara nasional, Riau menjadi salah satu provinsi yang ditetapkan sebagai daerah tahap pertama dalam pengembangan ekosistem ayam ras, baik untuk ayam pedaging maupun petelur. Pemerintah menyiapkan skema KUR berbunga 3 persen guna mendukung pembiayaan usaha peternak.
Total dana pembiayaan KUR sebesar Rp50 triliun disediakan pemerintah untuk seluruh Indonesia.
Ekosistem industri ayam ras di Riau akan mencakup:
- 5 unit pembesaran pullet
- 1 unit pabrik pakan
- 5 unit RPU dan cold storage
- 1 unit pabrik pengolahan daging
- 1 unit pabrik pengolahan telur
Seluruh unit usaha tersebut disiapkan dengan anggaran Rp1,304 triliun, sebagai bagian dari penguatan rantai pasok unggas yang sudah berjalan.
Program ini dirancang melibatkan pelaku usaha yang sudah ada sehingga ekosistem peternakan lokal tetap hidup dan semakin kuat.
BUMN seperti PTPN IV dan PT Sang Hyang Sri, serta BUMD provinsi dan kabupaten/kota akan dilibatkan dalam penyediaan pakan, logistik, hingga rantai distribusi.
Pemerintah pusat menargetkan investasi Rp20 triliun untuk pembangunan ternak ayam pedaging dan petelur terpadu di berbagai daerah sebagai dukungan pasokan pangan program MBG.
Kebutuhan tambahan bahan pangan akibat program makan bergizi gratis diproyeksikan mencapai:
- 700 ribu ton telur per tahun
- 1,1 juta ton daging ayam per tahun
Melalui hilirisasi pangan nasional, pemerintah berharap distribusi daging ayam dan telur tetap stabil di tengah peningkatan konsumsi.











