AGAM | Garda45.com – Enam anggota keluarga Id Mulyadi (39) di Jorong Kayu Pasak, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, belum juga ditemukan setelah hampir satu minggu bencana besar melanda Kabupaten Agam. Setiap detik berlalu, Id masih berpegang pada secuil harapan agar orang tua, adik, serta dua kemenakannya dapat ditemukan dalam keadaan hidup, meski kenyataan di lapangan terus menekan hati.
Saat ditemui tim AMC, Selasa (2/11), Id tampak menahan gejolak emosi yang tak pernah reda sejak kabar bencana pertama kali diterimanya. Ia berulang kali menatap telepon genggam yang tak kunjung memberi kabar dari kediaman keluarganya di kawasan Sawah Laweh, titik yang disebut mengalami kerusakan paling parah.
“Setiap hari saya mencari informasi ke semua pihak yang mungkin bisa membantu. Saya hanya berharap mereka ditemukan dan selamat,” ucapnya lirih.
Nama-nama yang masih dinyatakan hilang yakni:
• Karim (65) dan Maryunis (60), orang tua
• Novalinda Fitri (37), adik
• Khairunnisa (10) dan Aska Maulana (7) , dua kemenakan
Id dan istrinya tinggal terpisah di Geragahan sehingga tak berada di lokasi saat bencana terjadi.
Dalam drama pencariannya, Id sempat bertemu langsung Bupati Agam, Benni Warlis, untuk menyampaikan laporan kehilangan sekaligus harapan agar pemerintah daerah membantu dengan segala kemampuan tim SAR dan relawan yang kini tersebar di banyak titik sulit.
Bupati Benni menegaskan bahwa seluruh laporan warga menjadi prioritas penanganan.
“Pemerintah daerah terus memaksimalkan penelusuran di seluruh wilayah terdampak. Setiap keluarga yang menunggu kabar akan kami perjuangkan sampai tuntas,” tegasnya singkat.
Namun bagi Id, setiap hari tanpa jawaban terasa seperti tahun. Ia tetap bertahan dan menunggu apa pun informasi baru dari tim pencarian di lapangan.
“Yang saya minta hanya satu: temukan mereka,” ujarnya sebelum kembali melanjutkan pencarian kabar di posko terdekat.
Hingga berita ini dipublikasikan, keberadaan enam anggota keluarga Id Mulyadi masih belum diketahui. Harapan dan doa terus dipanjatkan, seolah menjadi kekuatan terakhir untuk menolak kenyataan terburuk yang mungkin datang.











