JAKARTA |Garda45.com – Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa layanan kesehatan untuk masyarakat terdampak bencana di Sumatra tidak boleh terhenti, meski sejumlah fasilitas kesehatan lumpuh akibat banjir dan padamnya aliran listrik. Kementerian Kesehatan mengambil langkah cepat dengan melakukan pendataan kebutuhan darurat hingga pengiriman oksigen ke daerah krisis.
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Benjamin Paulus mengatakan pihaknya bertanggung jawab memastikan seluruh dukungan medis berjalan meski situasi di lapangan masih memprihatinkan.
“Tugas kami adalah menjamin layanan kesehatan dan dukungan obat-obatan. Masyarakat menjerit, minta tolong, dan kami langsung mendata,” ujar Benjamin dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).
Kemenkes telah mengaktifkan Health Emergency Operation Center (HEOC) sebagai pusat krisis kesehatan di provinsi terdampak, yakni Banda Aceh, Medan, dan Padang. Melalui pusat komando itu, alur permintaan kebutuhan medis dikendalikan Kepala Dinas Kesehatan masing-masing daerah.
Benjamin memaparkan bahwa kondisi rumah sakit di beberapa titik banjir sudah kritis. Puluhan sentimeter air merendam fasilitas kesehatan, sementara sebagian wilayah permukiman terendam lebih dari satu meter. Pemadaman listrik menambah tekanan situasi.
“Ini sudah sembilan hari. Rumah sakit kita terendam, listrik mati. Masyarakat tak bisa berbuat apa-apa,” tegasnya.
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen, Kemenkes mengirim pasokan dari Halim ke daerah terdampak. Pengiriman bahan bakar juga dipercepat dengan dukungan Pertamina agar mesin dan operasional rumah sakit tetap hidup.
Sementara itu, Wamenkes Dante Saksono Harbuwono menegaskan koordinasi dengan pemerintah daerah berlangsung setiap hari guna memastikan layanan kesehatan perlahan kembali beroperasi.
“Ada beberapa puskesmas dan rumah sakit yang tadinya tidak bisa beroperasi, sudah bisa kita fungsikan kembali dengan cepat,” kata Dante di Balai Kota Jakarta, Jumat (5/12/2025).
