Ekonomi

Ekspor Nonmigas Riau Tumbuh 24 Persen, Minyak Nabati Jadi Andalan Utama

11
×

Ekspor Nonmigas Riau Tumbuh 24 Persen, Minyak Nabati Jadi Andalan Utama

Sebarkan artikel ini
Petugas BPS Riau memaparkan grafik perkembangan ekspor nonmigas pada rilis data resmi bulanan di Pekanbaru, Senin (1/12/2025). (G45/Net) 

PEKANBARU | Garda45.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat pertumbuhan ekspor nonmigas Riau terus menunjukkan perkembangan positif sepanjang Januari–Oktober 2025. Kenaikan tersebut didorong oleh sejumlah komoditas unggulan yang mampu memperkuat kinerja perdagangan luar negeri provinsi ini.

Statistisi Ahli Madya BPS Riau, Fitri Hariyanti, pada Senin (1/12/2025), menyampaikan bahwa sebagian besar dari sepuluh komoditas utama ekspor Riau mengalami peningkatan nilai dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Lemak dan minyak hewan/nabati masih menjadi penyumbang terbesar. Nilai ekspornya melonjak 37,21 persen atau setara US$2.606,61 juta. Fitri menyebut komoditas tersebut masih menjadi motor utama ekspor Riau.

“Selain minyak nabati, sejumlah komoditas kimia dan produk turunannya juga mengalami pertumbuhan signifikan,” ujarnya.

Produk kimia naik 41,97 persen, bahan kimia organik meningkat 70,64 persen, kertas dan karton tumbuh 3,53 persen, buah-buahan naik 58,77 persen, berbagai makanan olahan meningkat 16,83 persen, dan bahan nabati naik 6,95 persen.

Namun demikian, masih terdapat komoditas yang mengalami penurunan, terutama ampas dan sisa industri makanan yang turun tajam 61,97 persen, bubur kayu (pulp) turun 4,32 persen, serta serat stapel buatan turun 5,96 persen.

BPS mencatat, sepuluh komoditas utama tersebut memiliki kontribusi besar terhadap ekspor nonmigas Riau, yaitu mencapai 98,87 persen, dengan pertumbuhan total mencapai 24,01 persen.

Nilai ekspor nonmigas pada Oktober 2025 mencapai US$1.728,77 juta, turun 4,10 persen dibandingkan Oktober 2024. Meski begitu, secara kumulatif Januari–Oktober 2025, ekspor nonmigas meningkat 24,16 persen menjadi US$16,64 miliar.

Tiongkok tercatat sebagai pasar terbesar dengan nilai ekspor US$2.692,69 juta atau 16,18 persen dari total ekspor nonmigas. Disusul India US$1.496,57 juta dan Malaysia US$1.186,94 juta.

“Ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa juga tumbuh signifikan. Ekspor ke ASEAN naik 49,77 persen dan ke Uni Eropa meningkat 11,11 persen,” kata Fitri.

Secara keseluruhan, total ekspor ke 13 negara utama mencapai US$12.222,00 juta atau tumbuh 27,16 persen. Bangladesh mencatat peningkatan tertinggi 121,56 persen, diikuti Malaysia 57,12 persen, dan Brazil 175,64 persen. Sebaliknya, India turun 19,17 persen dan Amerika Serikat turun 1,54 persen.

Untuk Oktober 2025, ekspor terbesar tercatat ke Tiongkok senilai US$388,61 juta, disusul Pakistan US$157,19 juta, dan Malaysia US$115,82 juta.

Dari sisi sektor, ekspor hasil industri pengolahan naik 24,20 persen menjadi US$16,35 miliar sepanjang Januari–Oktober 2025. Sektor pertanian juga tumbuh 24,94 persen.

Meskipun demikian, kedua sektor mengalami penurunan pada Oktober 2025 dibanding Oktober tahun lalu, masing-masing turun 4,03 persen untuk industri pengolahan dan 7,92 persen untuk pertanian.

Secara total, nilai ekspor Riau mencapai US$17,58 miliar pada periode Januari–Oktober 2025 atau meningkat 18,98 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

“Kinerja ini tetap ditopang kuat oleh sektor nonmigas yang mendominasi 94,66 persen dari total ekspor provinsi,” tutup Fitri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *