Daerah

Pencarian Korban Longsor di Tapanuli Selatan Tuntas, Basarnas Pekanbaru Lanjutkan Operasi ke Lokasi Lain

12
×

Pencarian Korban Longsor di Tapanuli Selatan Tuntas, Basarnas Pekanbaru Lanjutkan Operasi ke Lokasi Lain

Sebarkan artikel ini
Petugas Basarnas Pekanbaru melakukan briefing jelang pergeseran ke Dusun Aek Pardomuan. (G45/basarnas). 

PEKANBARU | Garda45.com – Seluruh korban tragedi tanah longsor yang terjadi di Kampung Duren, Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), akhirnya berhasil ditemukan pada Senin (1/12/2025). Tim Basarnas Pekanbaru bersama tim gabungan memastikan total korban yang ditemukan berjumlah 22 orang.

Kepala Basarnas Pekanbaru, Cahyadi menyampaikan bahwa pihaknya menerjunkan 12 personel untuk memperkuat operasi pencarian dan pertolongan dalam musibah longsor tersebut, bekerja sama dengan Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Medan.

“Tim gabungan sudah berhasil menemukan seluruh korban tanah longsor yang sebelumnya dilaporkan hilang,” ujarnya.

Dengan ditemukannya seluruh korban, operasi SAR di Kampung Duren resmi ditutup. Namun, proses penyelamatan tidak berhenti di situ. Tim rescuer Basarnas Pekanbaru langsung digeser ke lokasi lain, yakni Dusun Aek Pardomuan, yang berjarak kurang lebih satu jam dari titik longsor pertama.

“Tim saat ini sudah bergerak ke lokasi lain untuk membantu tim SAR lainnya di Dusun Aek Pardomuan,” lanjut Cahyadi.

Kepala Desa Batu Godang, Mahmudin Sihombing, menjelaskan bahwa korban longsor terdiri dari 14 laki-laki dan 8 perempuan. Sementara itu terdapat 10 rumah yang tertimbun material longsor dengan total 13 Kepala Keluarga terdampak.

Adapun daftar 22 korban yang sudah ditemukan dan dievakuasi adalah:

  1. Parmin
  2. Runta
  3. Edi
  4. Semini
  5. Amanda
  6. Amel
  7. Yuda
  8. Waso
  9. Rizal
  10. Basuki
  11. Samina
  12. Canra
  13. Dani
  14. Reno
  15. Zana
  16. Ondos
  17. Irwan
  18. Ayu
  19. Jambul
  20. Husein
  21. Tasya
  22. Riska

Penanganan bencana ini terus dilanjutkan untuk membantu masyarakat yang masih berisiko terdampak bencana susulan, mengingat kondisi tanah di wilayah tersebut masih labil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *