Ekonomi

Ribuan Ompreng Tiap Hari: Dapur SPPG Pekanbaru Hidupkan Ekonomi Warga

10
×

Ribuan Ompreng Tiap Hari: Dapur SPPG Pekanbaru Hidupkan Ekonomi Warga

Sebarkan artikel ini
Tumpukan ompreng yang siap dikirim ke enam sekolah penerima Program MBG. (G45/SPPG) 

PEKANBARU | Garda45.com –  Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Lima Puluh menjadi ujung tombak pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), sekaligus penggerak ekonomi bagi warga sekitar. Di dapur produksi yang berlokasi di Jalan Tengku Zainal Arifin, setiap hari ribuan menu bergizi disiapkan dan dikirimkan ke sekolah-sekolah di wilayah tersebut.

Aktivitas para petugas di dapur SPPG berlangsung sejak pagi. Mereka menakar bahan makanan, memotong sayuran, meracik lauk pauk, hingga memastikan standar gizi terpenuhi untuk para pelajar penerima manfaat. Suara panci, aroma masakan, dan ratusan ompreng tertata rapi menjadi bukti keseriusan pelayanan pangan untuk generasi muda Pekanbaru.

Salah satu petugas SPPG Kecamatan Lima Puluh, Ariefa Maulana, merasakan langsung dampak positif keberadaan program ini. Bagi dirinya dan rekan-rekan, dapur SPPG bukan hanya pusat produksi, tetapi juga sumber penghidupan masyarakat.

“Alhamdulillah, program MBG membuka lapangan kerja bagi warga lokal. Sangat membantu saya dalam memenuhi kebutuhan keluarga,” ucapnya, Rabu (3/12/2025).

Menurut Arief, SPPG Lima Puluh menangani distribusi MBG ke enam sekolah, mulai dari tingkat TK hingga SMA. Setiap hari, sedikitnya 3.000 ompreng dikirimkan Senin hingga Jumat secara terjadwal.

“Kami mengantar ke enam sekolah di sekitar Kecamatan Lima Puluh. Seluruh penyaluran dilakukan tepat waktu dan sesuai permintaan sekolah,” jelasnya.

Tak hanya soal jumlah, variasi menu juga menjadi perhatian. Menu berbeda setiap harinya, disusun dengan standar nutrisi seimbang agar siswa tetap menikmati santapan yang diberikan.

Di bagian pengepakan dan distribusi, Wahyu Rezki turut memastikan keamanan pangan dan kelayakan pengemasan sebelum makanan diantar ke sekolah.

“Kebersihan ompreng prioritas utama. Sekolah tentu menilai tampilan makanan terlebih dahulu,” ungkapnya.

Ia menyebut hingga kini tidak ada keluhan dari sekolah. Bahkan, penanganan khusus bagi siswa yang memiliki alergi dilakukan dengan sistem pencatatan menu alternatif.

Sentuhan manfaat program ini kian terasa. Selain meningkatkan kecukupan gizi pelajar, keberadaan SPPG juga menstimulasi ekonomi masyarakat, karena peluang kerja terbuka untuk warga yang sebelumnya tidak memiliki pendapatan tetap.

Wahyu berharap program MBG terus dilanjutkan dan diperkuat pemerintah, agar manfaatnya semakin besar bagi masa depan anak-anak dan kesejahteraan keluarga lokal.

“Semoga program ini terus berjalan. Anak-anak sehat, warga tetap bekerja,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *