PEKANBARU | Garda45.com – Program makan bergizi gratis (MBG) bukan sekadar memberi rasa kenyang kepada siswa, tetapi disusun ketat agar mendukung tumbuh kembang dan kecerdasan generasi muda. Setiap porsi yang disajikan dalam ompreng telah mengacu pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) sesuai standar Kementerian Kesehatan.
Ahli Gizi SPPG Pekanbaru, Nasiratul Diniyah, menyebut penyusunan menu terukur ini mengikuti Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 tentang rekomendasi gizi untuk anak usia sekolah.
“Kebutuhan gizi anak usia 6 hingga 18 tahun sangat bervariasi selama masa pertumbuhan aktif. Karena itu, AKG dibagi per kelompok usia dan jenis kelamin,” kata Diniyah, Sabtu (7/12/2025).
Standar menu MBG disusun untuk mencukupi 30 hingga 35 persen kebutuhan energi harian siswa. Pembagian komposisi piring makan telah ditetapkan: 35 persen makanan pokok, 35 persen sayuran, 15 persen lauk hewani dan nabati, serta 15 persen buah-buahan.
“Menu ini dirancang untuk menopang energi belajar serta perkembangan fisik siswa,” tegasnya.
Diniyah menjelaskan, siswa tingkat SD menerima asupan sebesar 300-500 kkal dengan porsi nasi 100-150 gram. Sementara untuk SMP dan SMA, target energi meningkat hingga sekitar 600 kkal menyesuaikan kebutuhan tubuh yang lebih besar.
Protein hewani diwajibkan hadir di setiap menu, sebagai langkah mendorong perkembangan otak dan peningkatan kecerdasan.
“Daging ayam, sapi, ikan atau telur menjadi komponen utama, didampingi lauk nabati seperti tempe atau tahu,” jelasnya.
Buah segar juga menjadi bagian wajib sebagai sumber vitamin dan mineral untuk menjaga daya tahan tubuh anak. Tekstur makanan pun diperhatikan, terutama untuk siswa usia SD agar aman dan mudah dikonsumsi.
“Tak hanya komposisi, tapi juga keamanan makanan kami perhatikan agar siswa nyaman dan aman saat makan,” pungkasnya.











