PEKANBARU, Garda45.com – Pertemuan Tokoh-tokoh Antar Agama dan Tokoh Masyarakat serta lintas Agama di RA Kopi Aren meminta tidak ada lagi demo yang berujung anarkis di Tanah Bumi Melayu. Sabtu (10/10/20) pukul 15.00 WIB.
T. Rusli Ahmad, Ketum DPP SANTRI TANI NUSANTARA, juga Tokoh nomer satu NU Riau Sabtu, mengatakan pihaknya, Tokoh-tokoh antar Agama serta tokoh masyarakat, Mendukung pak Kapolda Riau usut tuntas siapa dalang atas aksi Demo ini, terjadinya anarkis, lempar batu dan perusakan-perusakan yang sudah terjadi 8 Oktober 2020.
“Kami melarang adanya demo anarkis di Tanah Bumi Melayu dan Kita tetap mendukung demo kritis mahasiswa, jika tetap dalam rangka menyampai aspirasinya sesuai dengan konstitusi dengan santun tetapi jangan Anarkis, Seharusnya di cek dulu atau dibaca UU Cipta kerjanya,dan jangan termakan hoak. Ini suasana Pandemi covid-19 dan juga ini bisa dilakukan ke MK,” katanya.
Prof. Dr. Alaidin Koto, MA adalah seorang pakar Guru Besar Hukum Islam / Politik Islam Pada Fakultas Syariah dan Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Riau, menyampaikan, Demo Anarkis bukan dari Demokrasi, Apalagi dilakukan di Bumi Melayu. Yang anarkis pasti bukan mahasiswa yang sesungguhnya.
Dikatakan Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Riau Dr. H. Saidul Amin MA, Kesantunan adalah warisan abadi masyarakat melayu. Kesantunan merupakan lambang dari budi. Sementara budi ukuran bangsa. Ini yang dikatakan pepatah melayu yang kurik kundi, yang merah saga. Yang baik budi yang indah bahasa. Kokoh rumah karena sendi, rusak sendi rumah binasa. Yang indah adalah budi, budi hilang bangsa binasa. Maka memimpin harus santun. Menjadi rakyatpun harus santun. Mengkritik mesti santun, menerima kritik juga harus santun. Demonstrasi mesti santun, mengamankan demonstran juga harus santun. kalau kesantunan ini kita jaga maka Riau akan jaya. Mari kita suburkan nilai kesantunan ini, “ajaknya.
Menurut Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, pihaknya menyesalkan aksi demo pada Kamis (8/10/20) dan ke depan pihaknya akan melarang demo-demo berujung anarkis. Jika mau demo seharusnya santun serta harmonis untuk menyampaikan aspirasi, “ujarnya.
Senada dengan Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, Ketua Bravo Lima Provinsi Riau Gulat Manurung, mengatakan Ketua Umumnya di pimpin Jenderal Fahrul Razi dan Ketua Pembinanya pak Luhut Panjaitan yang hadir 33 Provinsi. Sesuai visi dan misinya, salah satunya menjaga kenyamanan lintas agama, Kerukunan dan kesatuan negara Indonesia.
Melihat konteks kejadian kemaren, Menandakan Adik-adik kita dalam kondisi membosankan, khususnya dalam kondisi covid-19, Dirumah terus, dirumah terus, dirumah terus. Sehingga ketika ada ajakan, ketika ada isu beredar, maka seperti bensin mereka tangkap, “ucapnya.
Lebih lanjut, Kalau dilihat konteks persoalannya, memang cocok untuk berkumpul-kumpul adik-adik mahasiswa. Jika kita lihat point yang di permasalahkan sangat tidak mungkin mereka tidak mendukung UU Ciptakan Kerja, karena situasi sangat cepat dalam kurun waktu tiga hari, Adik-adik mahasiswa bosan dirumah, memang pas untuk berkumpul berame-rame, iya kejadian,,!, ” terang Gulat Manurung.
Tambahnya, Kita juga menyadari bahwa ini juga tidak diinginkan Adik-adik kita tersebut, Kebetulan pada hari itu juga Adik-adik mahasiswa sedang berkumpul-kumpul di kantor kita Bravo Lima membuat sesuatu perkumpulan yang lebih Indonesia Raya, Tetapi situasi undangan ajakan kemaren mereka seperti bebas Merdeka, Yok kita demo, ada itu ada ini maka terjadilah, “jelasnya.
Kita sebagai organisasi, sebagai tokoh adat, tokoh Agama yang berkumpul disini adalah sesuatu yang sangat baik, Ketika kita berkumpul pada sesungguhnya, inilah Bhineka Tunggal Ika. Tidak ada yang tidak mungkin, Ketika semua lintas agama, lintas adat, dan lintas suku dengan payung Bumi Lancang Kuning adalah kampung kita, Bumi Lancang Kuning adalah tempat kita hidup dan mati, “pungkasnya.
Ditempat yang sama, Harry Rau Perwakilan Katolik, Pihaknya juga kesal dan menyayangkan terjadinya demo secara anarkis, Agama sangat melarang merusakan barang orang lain apalagi merusak diri kita sendiri. Dan setahu saya lagi, semua Agama juga melarang merusak barang orang lain atau infrastruktur yang sudah ada, “jelasnya.
Ketua LAMR Datuk Sri Al Azhar menyatakan sikap, bahwa demo tidak boleh anarkis, Karena Bumi Tanah Melayu ini, Penuh sopan santun, berbudaya tenggang rasa, saling menghormati.
“Berdemo tapi harus menjunjung tinggi nilai-nilai sopan santun dan tidak boleh anarkis, Utamakan Protokol Kesehatan dan wajib pakai masker. Apalagi sekarang ini situasi pandemi atau covid-19 dan pekanbaru ini zona merah. ” katanya.
Didalam pertemuan Tokoh-tokoh antar Agama dan Tokoh masyarakat, Semua yang hadir menyatakan sikap bahwa sekarang ini masih keadaan pandemi covid-19, Melarang demo anarkis, Ini Tanah Bumi Melayu Berbudaya tenggang rasa dan serta mendukung penuh kepada pak Kapolda Riau usut tuntas siapa siapa dalang semua ini. Turut di hadiri, Yusfar ikatan putra pekanbaru (IPP), Igusti Gede Nyoman Wiratama Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Riau, Harry Rau Perwakilan Katolik, Drs. Kh.A.Gozali Safii, M. Si, Alumni Pondok Pesantren Tebu ireng Jombang Jawa Timur, Kawit S. Ag, dari Tokoh Agama Hindu Badan Penyeriaan Hindu Provinsi Riau (BPH) dan Anggota Forum Kerukuranan Umat Beragama (FKUB) Kota Pekanbaru, Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) Indra Kurniawan Wakil Ketua kota pekanbaru, bersama Edipin Suwanto Kabag Organisasi DPD WALUBI Riau, Ir. Harmansyah Mantan Wakil ketua PWNU Riau dan Ketua Lembaga Pengembangan Pertanian NU, Peng Suyoto dari Pengurus Besar Sahabat Nahdatul Ulama (PBSNU) dan Ketua Pembina Panguyuban Sosial Marga Tiongwa Indonesia (PSMTI) Riau, Tommy PAATH dari Pengurus Badan Kerjasama Gereja Riau (BKGR), Ketut Sejarwo Ketua Pengurus Pura Agung Jagat Nahta Pekanbaru Riau.(Indra)
Komentar