Gelar Malam Seni Memangku Tradisi, Kreasi Kaum Milenial

DURI, Garda45.com – Komunitas Gak Ganteng Gak Cantik (G3C) yang digagas oleh Bobson Samsir Simbolon menggelar Malam Seni Memangku Tradisi yang diadakan di Cafe Piramida Jl. Pertanian ujung Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Jum’at 10 Juli 2020.

Pada pergelaran Malam Seni Memangku Tradisi ini menampilkan kreasi kaum milenial dengan atraksi seni yang luar biasa dari lintas suku dan budaya yang ada di Kabupaten Bengkalis.

Malam pergelaran Seni Memangku Tradisi ini juga dihadiri oleh Assiten III Sekretariat Kabupaten Bengkalis Kasmarni yang juga sebagai Datin Seri Junjungan Negeri.

Sementara itu musik Tambua khas Sumatera Barat mengawali malam seni itu. Pukulan tambua yang apik memukau menonton. Kasmarni pun terlihat larut dalam semarak malam seni itu.

Tari Rentak Bujang Dara melanjutkan malam seni itu. Tak kalah memukau, bujang dara menarik di iringi musik dan nyanyian yang langsung  di bawakan G3C.

Nyanyian Jaso Mande dari Sumatera Barat melanjutkan kemeriahan acara itu. Disusul tarian Tor Tor dari Sumatera Utara yang tak kalah meriahnya. Kasmarni menotor bersama dengan para milenial menambah semaraknya acara.

Tak ingin hanya melihat tampilan milenial, Kasmarni akhirnya pun didaulat untuk menampillan bakat seninya. Memilih lagu “Kangen” Dewa18, penampilan Kasmarni mampu memukau milenial. Semua berkoar  bernyanyi bersama Kasmarni sembari melambaikan tangan. Layaknya sebuah konser.

Agaknya Kasmarni memang terpukau dengan atraksi milenial ini. Hingga malam ini Kasmarni masih betah menyaksikan atraksi seni kabaret, zapin usik mengusik, cendol dawet dan
tari piring.

Kasmarni pada malam pergelaran Malam Seni Memangku Tradisi tersebut di daulat memainkan talempong untuk membuka malam seni memangku tradisi itu. Pukulan talempong Kasmarni yang berirama layaknya profesional juga mendapat antusias dari para milenial.

Kasmarni pada saat menyampaikan sambutan menyampaikan sangat memberikan apresiasi pada kaum milenial yang menggelar acara tersebut dan berharap bakat seni budaya ini terus dilestarikan.

“Ini kegiatan positif yang perlu dilestarikan dan dibudayakan, mudah-mudahan bisa menjadi kegiatan tahunan. Hidup milenial,” kata Kasmarni memberi semangat.

Ditambahkan Kasmarni, seni dan budaya tak bisa dilepas dari tatanan kehidupan sehari hari namun perbedaan seni dan budaya itu malah menjadi penyatu suku bangsa Indonesia terutama di Daerah Kabupaten Bengkalis.

“Boleh beda, Tapi tetap satu Bhinneka tinggal Ika,” pungkasnya.*(Rilis)

Komentar