PEKANBARU, Garda45.com – Belum genap setahun sejak dibangun, Kantin Dinas Pendidikan (Disdik) Riau yang menghabiskan anggaran lebih dari Rp1 miliar, kini sudah menunjukkan tanda-tanda kerusakan serius. Plafon di lantai dua terlihat mengalami rembesan air yang diduga kuat akibat kebocoran pada bagian atap.
Pantauan media ini pada Selasa (1/7/2025) menunjukkan adanya bekas rembesan air yang cukup jelas di plafon kantin lantai dua. Air yang terus meresap dikhawatirkan akan melemahkan struktur plafon dan berpotensi menyebabkan kerusakan yang lebih parah, bahkan bisa membahayakan pengunjung jika plafon tiba-tiba ambruk.
Seorang pengunjung kantin yang ditemui media ini mengaku heran dengan kondisi bangunan yang tergolong baru namun sudah mengalami kerusakan. Ia menuturkan, pembangunan kantin tersebut diperkirakan selesai pada tahun 2024.
“Kantin ini dibangun tahun 2024, jadi kurang dari setahun lah umurnya. Tapi sekarang plafonnya sudah mulai bocor, ada rembesan air di atas,” ungkapnya.
Menurut pengunjung tersebut, bocornya plafon diperkirakan berasal dari atap yang tidak terpasang dengan baik.
“Sepertinya di bagian atas atap itu ada yang bocor, jadi airnya meresap ke plafon dan menetes ke dalam ruangan. Kalau dibiarkan, bisa-bisa plafon ini runtuh,” tambahnya.
Ironisnya, proyek pembangunan kantin yang menghabiskan anggaran lebih dari Rp1 miliar itu kini diragukan kualitasnya. Dugaan kuat mengarah pada kemungkinan adanya spesifikasi bangunan yang tidak sesuai dengan perencanaan atau pelaksanaan proyek yang asal-asalan.
“Kalau usia bangunan belum setahun tapi sudah bocor seperti ini, patut dipertanyakan kualitas pekerjaan dan pengawasan proyeknya. Ini uang negara, jangan sampai main-main,” ujar seorang warga yang juga sering berkunjung ke kantin tersebut.
Sampai berita ini diterbitkan, media ini berupaya untuk mengonfirmasi pihak Dinas Pendidikan Riau, namun pejabat yang bertanggung jawab atas pembangunan kantin tersebut tidak berada di tempat saat media ini mendatangi kantor Disdik.
Terpisah, Pakar konstruksi yang dihubungi media ini mengatakan, rembesan air pada bangunan baru bisa disebabkan oleh dua hal utama yakni kegagalan pelapisan atap atau buruknya kualitas material yang digunakan.
“Kalau bangunan pemerintah baru setahun sudah bocor, itu indikasi kuat ada masalah di spesifikasi teknis atau kualitas pengerjaan. Dalam proses tender, kadang yang dipilih bukan yang paling berkualitas, tapi yang murah. Kalau pengawasan lemah, hasilnya begini,” tegasnya.
Ia menambahkan, kerusakan seperti ini harus segera ditangani sebelum menimbulkan dampak yang lebih besar.
“Kalau plafon sampai ambruk dan mencederai orang, siapa yang bertanggung jawab? Ini harus segera disikapi,” ujarnya. (red).
Komentar